Page 4 - Sinar Tani Edisi 4099
P. 4
4 Edisi 20 - 26 Agustus 2025 | No. 4099 Tahun LV
Sorgum, protein hewani ditambah dengan Pembangunan Jangka Panjang
Nasional 2025-2045, arah kebijakan
minyak dan lemak.
dengan
terkait
Ke depan Leonardo, pemerintah
pengembangan
sorgum
peningkatan
perlu
mencermati
bagian
menjadi
telah
dari transformasi sistem pangan
termasuk
padi-padian,
konsumsi
gandum. “Saat ini angka impor
menuju ecoregion sistem pangan
Belum gandum Indonesia terus mengalami yang berbasis sumber daya lokal.
kenaikan yang signifikan. Besarnya
“Jadi penekanannya adalah kepada
gandum
kenaikan
sumber daya lokal,” tegasnya.
impor
ini
Dalam Peraturan Presiden terkait
seharunya menjadi motivasi untuk
mengembangkan
komoditas
dengan RPJMN 2025-2029 yang
alternatif gandum. Salah satunya
ditetapkan melalui Perpres No. 12
sorgum,” katanya.
Tahun 2025, pengembangan pangan
Tergarap pemerintah mencoba menggalakkan lokal dan nabati, salah satunya juga
Saat Presiden Jokowi, sebenarnya
peningkatan
difokuskan
untuk
sorgum
untuk
produksi sorgum. Bahkan dalam
penanaman
menggantikan impor gandum. Data
5 tahun ke depan produksinya
BPS menyebutkan produksi sorgum
meningkat
diharapkan
dapat
Indonesia masih cukup rendah yaitu
menjadi sebesar 18,95 ribu ton pada
tahun 2029.
sekitar 4.000-6.000 ton per tahun.
Serius Produksi tersebar di lima provinsi Food System Dialog pada tahun
hasil
Indonesia
Berdasarkan
yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa
2021, pemerintah perlu mendorong
Timur, daerah Istimewa Yogyakarta,
upaya
dan NTT.
sistem
memperkuatkan
pangan lokal. “Melihat potensi besar
“Mungkin ini sudah saatnya juga
konsolidasi
melalui
hibrida
untuk dikembangkan ke arah tingkat
adanya
sorgum
yang lebih tinggi, seperti merespon
salah
menjadi varietas satu pengenalan bagaimana pemanfaatan sorgum
titik
awal
Sorgum menjadi salah satu komoditas pangan memperluas penanaman sorgum di kebutuhan khusus yakni pangan
berbagai wilayah di Indonesia, melihat
fungsional yang gluten free dan
lokal yang mempunyai potensi besar dalam potensi yang cukup besar,” tuturnya. sebagainya,” katanya.
mendukung ketahanan pangan. Sayangnya, Budidaya Terintegrasi Hilirisasi Terbuka Luas
seperti pangan lokal lainnya, potensi besar sorgum Namun menurutnya, budidaya Jika dilihat dari pohon industrinya,
perlu
ini
belum tergarap serius. gandum pendekatan terintegrasi sorgum memiliki potensi hilirisasi
yang
bukan
multipihak
lebih
hanya
luas,
dengan
dari hulu ke hilir. Basisnya perlu untuk pangan dan pakan, tapi juga
eputi Bidang Pangan, serta minyak dan lemak melebihi mengoptimalkan sumber daya lokal, energi. Jadi dalam upaya mencapai
Sumberdaya Alam ideal. baik lahan, SDM, dan kekayaan dari swasembada pangan melalui
dan Lingkungan “Sementara konsumsi jenis ekosistem Indonesia. “Pada saat yang peningkatan konsumsi pangan
Hidup, Kementerian pangan lainnya ini belum ideal. sama, perencanaan dari penanaman lokal, harapannya sorgum tidak
P er en canaan Masyarakat cenderung tidak sorgum juga perlu dipikirkan saja untuk diversifikasi pangan, tapi
DP emb an gunan mengonsumsi jenis pangan yang bagaimana nanti penggunaannya,” mengurangi ketergantungan impor
Nasional/Bappenas, Leonardo tersedia seperti sayuran dan buah,” katanya. gandum. “Sorgum juga berpotensi
Sambodo mengatakan, hingga kini katanya saat Bincang Tani Seru: Dengan demikian, lanjut untuk bioetanol atau menjadi bahan
skor Pola Pangan Harapan (PPH) Shorgum Hibrida untuk Swasembada Leonardo, hilirisasi dari sorgum perlu baku biomassa,” tambahnya.
dari sisi ketersediaan pangan masih Pangan dan Energi di Jakarta, Kamis menjadi satu kesatuan bagaimana Dalam perdagangan sorgum
didominasi sayuran dan buah, padi- (14/8). pengembangan sorgum sebagai dunia nilai impor sorgum secara global
padian, serta pangan hewan. “Pola Kondisi ini diakui Leonardo pangan alternatif untuk melengkapi baru 2,18 miliar dollar AS. Sedangkan
ketersediaannya masih berfluktuasi, menjadi salah satu tantangan, swasembada beras. “Dengan dari sisi impor dan ekspornya
namun dengan kecenderungan naik bagaimana kemudian pemerintah pendekatan multipihak, hulu-hilir secara global hanya 2,6 miliar
dalam 5 tahun terakhir,” katanya. bisa mengedukasi masyarakat secara terintegrasi, harapannya dollar AS. Kondisi ini menunjukkan
Namun dari sisi konsumsi, data dan menawarkan sorgum sebagai hilirisasi ke depan yang akan perdagangan sorgum masih sangat
PPH yang dikumpulkan Bappenas alternatif yang lebih baik dalam menyerap sorgum tidak hanya untuk rendah. “Ini menjadi peluang
menurut Leonardo menunjukkan penyediaan pangan. Apalagi pangan, tapi juga pakan dan energi,” Indonesia untuk bisa mengisi pasar
skor PPH cenderung stagnan. Jika mengingat pola konsumsi ujarnya. yang terbuka, mengingat beberapa
dirinci, maka konsumsi padi-padian masyarakat sekarang masih fokus ke Dalam Undang-Undang No. negara sudah mulai meningkatkan
masih mendominasi, pangan hewani, padi-padian atau sereal, kemudian 59 Tahun 2024 tentang Rencana permintaan sorgum sebagai bagian
dari diversifikasi sistem pangannya,”
tuturnya.
Badan Pusat Statistik mencatat
potensi luas lahan sorgum 109-250
ribu ha. Namun yang dimanfaatkan
baru 4.350 ha. Rendahnya
pemanfaatan lahan tersebut menjadi
tantangan bahwa lahan tersebut
belum secara optimal dimanfaatkan
untuk pengembangan sorgum.
Namun disisi lain tantangannya
adalah bagaimana sorgum bisa
dikenal masyarakat.
Leonardo menegaskan,
pengembangan sorgum sebagai
bagian dari sistem pangan lokal
ke depan harus diperkuat melalui
keterlibatan masyarakat. Aspek
lainnya adalah penerapan ekonomi
sircular untuk sorgum yang
melibatkan pemanfaatan seluruh
tanaman dan meminimalkan
limbah, serta mendorong praktik
berkelanjutan dalam close loop
system,
“Artinya kita bisa mengembalikan
lagi dari hasil panen sorgum untuk
menjadi pupuk organik. Siklus seperti
ini akan menjadikan sistem pertanian
sorgum mengarah kepada pertanian
yang regeneratif,” tegasnya. Yul