Page 8 - Buku 9
P. 8

Meskipun sejumlah akademisi begitu sinis terhadap UU
            Desa, yang mereka nilai ambisius, tetapi  para pemimpin
            desa  dan masyarakat desa menyambutnya  dengan penuh
            antusias. Satu hal yang mengejutkan, sejumlah organisasi
            keagamaan besar seperti Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah,
            Konferensi  Waligereja Indonesia,   maupun Persekutuan
            Gereja-gereja  di  Indonesia, maupun  peguruan  tinggi,
            perusahaan, perbankan, ikatan akuntan,  lembaga  donor,
            LSM dan lain-lain menyambut kehadiran UU Desa dengan
            penuh antusias. Mereka mempelajari UU Desa sekaligus
            menyiapkan diri untuk melakukan pendampingan desa.
               Arah dan  jalan perubahan menuju  desa  baru sudah
            digariskan oleh  UU  Desa. Redistribusi  uang  negara (dari
            APBN dan  APBD) kepada  desa,  yang  menjadi  hak desa,
            merupakan isu  yang hangat dan politis,  menyertai  hiruk
            pikuk pemerintaha baru di bawah pimpinan Joko Widodo
            dan Jusuf  Kalla.  Namun UU  Desa  bukan sekadar uang.
            Mulai  dari misi, tujuan, asas, kedudukan, kewenangan,
            alokasi  dana,  tata pemerintahan  hingga pembangunan
            desa, menunjukkan  rangkaian perubahan  desa yang
            dihadirkan oleh UU Desa. Namun perubahan tidak berhenti
            pada  undang-undang meskipun  melahirkan UU  Desa  ini
            membutuhkan perjuangan dan perjalanan panjang.  Kita
            percaya pada sebuah  diktum: “Peraturan bukan  segala-
            galanya, tetapi segala sesuatunya membutuhkan peraturan.
            Peraturan yang baik tidak serta merta melahirkan kebaikan
            dalam waktu cepat,  tetapi peraturan yang  buruk dengan
            cepat menghasilkan keburukan”.




            IDE, MISI DAN SEMANGAT UU DESA                           7
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13