Page 35 - cerita untuk anak cerdas
P. 35

http://www.harunyahya.com/indo/anak/cerita1/cerita1_01.html



                                   ASAD DAN KUPU‐KUPU WARNA‐WARNI



                    Di akhir pekan, Asad berkunjung ke kakeknya. Dua hari berlalu begitu cepat, dan sebelum
                    Asad mengetahuinya, Ayahnya telah tiba untuk membawanya pulang. Asad mengucapkan
                    selamat tinggal pada kakeknya dan duduk di dalam mobil. Ia melihat keluar jendela, menanti
                    Ayahnya mengumpulkan barang‐barangnya. Seekor kupu‐kupu hinggap di sebuah bunga tak
                    jauh darinya, mengibaskan‐ngibaskan sayap, dan terbang ke jendela mobil.








                    “Kamu mau pulang ke rumah, Asad?” tanya kupu‐kupu itu dengan suara kecil.

                    Asad sangat terkejut. “Kamu tahu siapa diriku?” tanyanya.

                    “Tentu saja aku tahu,” senyum kupu‐kupu mengembang. “Aku
                    mendengar kakekmu menceritakan dirimu pada tetangga‐tetangga.”

                    “Mengapa tidak dari dulu kamu datang dan bicara denganku?” Asad
                    ingin tahu.

                    “Aku tak bisa, karena aku berada dalam sebuah kepompong di atas
                    pohon dalam taman,” kupu‐kupu itu menjelaskan.

                    “Sebuah kepompong? Apa itu?” tanya Asad, yang senantiasa ingin tahu.

                                    “Mari kujelaskan semua dari awalnya,” kata kupu‐kupu itu sambil
                                    menghirup udara dang‐dalam. “Kami, kupu‐kupu, menetaskan telur
                                    menjadi ulat‐ulat kecil. Kami memberi makan diri
                                    kami dengan mengerumuti dedaunan. Kemudian,
                                    kami gunakan cairan yang keluar dari tubuh kami
                                    seperti benang, dan membungkus diri kami di
                    dalamnya. Bungkusan kecil hasil tenunan kami disebut sebagai sebuah
                    kepompong. Kami menghabiskan waktu beberapa lama di dalam
                    bungkusan itu sambil tumbuh berkembang. Ketika kami bangun dan
                    keluar dari kepompong, kami mempunyai sayap‐sayap cerah
                    berwarna‐warni. Kami menghabiskan sisa hidup kami dengan terbang
                    dan memberi makan diri kami dengan bunga‐bungaan.”

                    Asad mengangguk‐angguk penuh pemikiran. “Maksudmu, semua
                    kupu‐kupu berwarna‐warni itu dulunya adalah ulat‐ulat, sebelum
                    mereka menumbuhkan sayap?”

                    “Bisakah kau lihat ulat hijau di cabang itu?” tanya kupu‐kupu.

                    “Ya, aku melihatnya. Ia sedang menggerogoti daun dengan kelaparan..”

                    Compile by: http://ndahdien.multiply.com
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40