Page 40 - cerita untuk anak cerdas
P. 40

http://www.harunyahya.com/indo/anak/cerita1/cerita1_01.html


                                      KAMAL DAN KUNANG‐KUNANG


                    Pada malam musim panas, Kamal dan keluarganya biasa menyantap
                    makanan malam mereka di taman. Suatu malam di musim panas, ketika
                    mereka bangkit dari meja, Kamal melihat seberkas cahaya timbul
                    tenggelam di antara pepohonan di sisi taman. Ia pergi mendatangi
                    pohon‐pohon itu untuk melihat apa yang terjadi. Dilihatnya seekor
                    serangga terbang melintas dengan cepat. Serangga itu sangat berbeda
                    dengan yang biasa dilihatnya di siang hari. Serangga kali ini memancarkan sinarnya ketika
                    terbang.

                    Serangga itu berhenti terbang untuk beberapa saat, dan mendatangi Kamal. “Halo, “
                    katanya. “Kamu kelihatan terkejut. Kamu sudah memperhatikan aku cukup lama. Namaku
                    Kunang‐Kunang. Namamu siapa?”

                                  “Namaku  Kamal.  Kamu  benar,  aku  belum  pernah  melihat  serangga  yang
                                  bekerdipan  dengan  sinar  seperti  kamu.  Sinar  hijau  kekuningan  memancar
                                  dari  tubuhmu.  Aku  teringat  ketika  aku  menyentuh  sebuah  bola  lampu,
                                  tanganku  terbakar.  Apakah  cahaya  yang  keluar  dari  tubuhmu  itu  tidak
                                  melukaimu?”

                                  Kunang‐kunang itu mengangguk. “Kamu benar, Kamal, waktu kamu katakan
                                  bahwa  lampu  menjadi  sangat  panas  ketika  memancarkan  cahaya.  Bola
                                  lampu  menggunakan  tenaga  listrik  untuk  menghasilkan  cahaya,  sebagian
                    tenaga listrik itu berubah menjadi panas. Itulah yang menyebabkan lampu menjadi panas.
                    Tetapi,  kami  tidak  mengambil  energi  luar  untuk  cahaya  yang
                    dipancarkan oleh tubuh kami.”

                    Kamal pikir ia mengerti. “Jadi, itu berarti kamu tidak menjadi panas?” ia
                    bertanya.

                    “Itu betul,” kunang‐kunang setuju. “Kami menghasilkan sendiri energi
                    kami, dan kami gunakan energi ini dengan sangat hati‐hati. Itu berarti,
                    tak sedikitpun energi terbuang, dan energi itu tidak menghasilkan panas yang bakal melukai
                    tubuh kami.”

                    Kamal menimbang sejenak, “Wah, itu betul‐betul sistem yang dipikirkan dengan cerdik.”

                    “Ya, memang,” temannya setuju. “Ketika Allah menciptakan kami, Ia merencanakan segala
                    sesuatu  yang  kami  perlukan  dalam  kemungkinan  cara  yang  terbaik.  Ketika  kami  terbang,
                    kami  mengepakkan  sayap  sangat  cepat.  Tentu  saja,  itu  adalah  pekerjaan  yang
                    membutuhkan  banyak  energi.  Namun  karena  cahaya  kami  tidak  banyak  menggunakan
                    energi, kami tidak punya masalah dengan itu.”

                    Kamal punya hal lain yang ingin ditanyakannya. “Untuk apa cahaya yang
                    kalian pancarkan?”
                    Temannya menjelaskan: “Kami menggunakannya untuk menyampaikan
                    pesan di antara kami, juga untuk melindungi diri kami sendiri. Ketika kami

                    Compile by: http://ndahdien.multiply.com
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45