Page 39 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 39
“Jangan memutarbalikkan keadaan yang sebenarnya. Kami
tidak akan memberontak jika Kencana Wungu menepati janji. Ia
harus bersedia menjadi istri Jaka Umbaran dan menobatkannya
menjadi raja Majapahit seperti yang dijanjikan dahulu!” Wong
Agung Marsorah mencoba meluruskan tuduhan yang ditimpakan
kepada Menak Jingga.
Perang mulut berlangsung sengit, tidak ada yang mau
mengalah. Mereka merasa paling benar. Ketika emosi tak
tertahankan, Wong Agung Marsorah segera memberi aba-aba
untuk menyerang pasukan Majapahit. Demikian pula Layang
Seta dan Layang Kumitir, mereka pun segera memberi aba-aba
kepada parajurit Majapahit. Peperangan itu pun akhirnya benar-
benar tak dapat dielakkan. Para tamtama Blambangan bagaikan
gelombang air yang bergulung-gulung menggempur pertahanan
musuh dengan tak henti-hentinya. Namun, prajurit Majapahit
yang diserang begitu kukuh dan kuat bagaikan karang hitam di
laut.
Saat matahari mulai condong ke barat, satu per satu dari
kedua belah pihak mulai berjatuhan. Ada yang tertebas lengannya
dan ada pula yang tersobek perutnya. Bahkan, ada pula yang pecah
kepalanya terkena pukulan musuh. Darah merah mulai berceceran
di mana-mana. Bau anyir mulai menyengat hidung. Setelah sekian
lama peperangan itu berlangsung, prajurit Majapahit tampaknya
mulai kewalahan karena kalah jumlah. Karena itulah, Damarwulan
mendekati Layang Seta agar segera mengubah formasi perang
menjadi supit urang.
Dengan isyarat khusus Layang Seta pun segera memberi
tahu para prajurit Majapahit. Tak lama kemudian, kegaduhan
perubahan siasat perang itu tak dapat dielakkan. Kesempatan itu
pun dimanfaatkan prajurit Sumenep untuk melancarkan serangan
dari samping kiri dengan sangat bernafsu. Mereka beranggapan
bahwa prajurit Majapahit mulai kocar-kacir.
34