Page 34 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 34

“Tuan  …, kita berhenti dahulu.  Perut hamba  mulai  mual-
            mual,” kata Sabdapalon kepada Damarwulan.

                  “Paman  …, bukankah dahulu  Paman  sangat  ulung  dalam
            mengembara?”  Damarwulan  malah  bertanya sambil tetap
            melangkahkan kaki.

                  Belum sempat Sabdapalon menjawab pertanyaan itu, dari
            jauh terdengar derap langkah kuda yang semakin lama semakin
            dekat. Lama-kelamaan umbul-umbul kebesaran berwarna merah
            dan putih mulai terlihat. Pada mulanya Damarwulan mengerutkan
            keningnya. Namun, tak lama kemudian wajahnya kembali cerah.

                  “Paman, lihatlah …, prajurit Majapahit menyusul kita,” kata
            Darmawulan kepada Sabdapalon.

                  “Baju mereka seperti seragam kepatihan.”

                  “Betul, Paman. Tampaknya Dinda Layang Seta dan Layang
            Kumitir menyusul kita,” kata Damarwulan.

                  Benar dugaan Damarwulan bahwa mereka adalah prajurit
            Majapahit yang dipimpin oleh Layang Seta dan Layang Kumitir.
            Ternyata Layang Seta dan Layang Kumitir melihat Damarwulan
            dan Sabdapalon yang sedang beristirahat sehingga Layang Seta
            memberi aba-aba kepada prajurit Majapahit untuk berhenti.

                  “Kanda  Damarwulan  …, mengapa  hanya  berjalan  kaki?”
            tanya Layang Seta.

                  Damarwulan  tidak  menjawab,  ia malah  balik  bertanya,
            “Dinda Layang  Seta,  prajurit-prajurit  ini akan Dinda bawa ke
            mana?”

                  “Kami ditugasi Ratu Kencana Wungu untuk menyusul Kanda
            menggempur Prabalingga. Ini kami bawakan kuda untuk Kanda.“
            jelas Layang Seta sambil menunjuk kuda yang ada di sebelah kiri.




                                         29
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39