Page 33 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 33
“Kurang ajar si Menak Koncar!” Tiba-tiba tangan Menak
Jingga mengepal dan memukul kendaga yang ada di dekatnya.
“Brak …, krompyang …,” suara kendaga pecah berkeping-keping.
Napas Menak Jingga tersengal-sengal menahan amarah.
“Dinda Marsorah, sekarang kerahkan seluruh pasukan
Blambangan untuk mengejar Menak Koncar! Kalau perlu
hancurkan Majapahit sekarang juga!” kata Menak Jingga sambil
berdiri.
“Baik, Kanda.” jawab Wong Agung Marsorah dengan sangat
senang. Ia tidak perlu bercerita maksud kedatangannya.
Tak lama kemudian bunyi bende pun terdengar bertalu-
talu. Pertanda semua prajurit diperintahkan untuk berkumpul.
Hiruk-pikuk prajurit dari berbagai penjuru pakuwon pun segera
berhamburan. Mereka semuanya berlari-lari menuju bagian
selatan pakuwon induk. Mereka berkumpul ke dalam kelompok
masing-masing. Kelompok pertama dipimpin oleh Patih Gajah
Dhungkul, kelompok kedua dipimpin oleh Tumenggung Marsorah,
dan kelompok ketiga dipimpin oleh Raja Sareng. Sementara itu,
Mraja Dewasraya dan Mraja Dewantaka memimpin pasukan
induk. Setelah semuanya siap, mereka berangkat dengan umbul-
umbul kebanggaan Blambangan yang berwarna kuning kehijauan.
Carangwaspa, Walikrama, dan Baudenda hanya mengelus
dada. Nasihatnya tidak didengar Menak Jingga. Meskipun begitu,
ketiga orang itu tetap menyarankan Menak Jingga agar tidak
langsung terjun memimpin perang. Menak Jingga diminta berada
dalam barak induk. Jika para prajurit utama Blambangan kalah,
barulah Menak Jingga dipersilakan turun ke medan laga.
Ketika prajurit Blambangan telah berangkat menuju
Majapahit, matahari mulai condong ke barat. Pada saat itulah
Sabdapalon mulai terasa lelah. Ia berjalan lamban di belakang
Damarwulan.
28