Page 31 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 31
Baudenda, Carangwaspa, dan Walikrama masih terhitung
kerabat dekat Menak Jingga. Mereka sedang menasihati sang
Wuru Bisma agar sebaiknya segera menarik pasukannya dari
Prabalingga dan kembali ke Blambangan. Carangwaspa dan
Walikrama juga menasihati agar sang adipati mengurungkan
niatnya menggempur Majapahit. Menurut kedua orang itu,
bagaimana pun juga Ratu Kencana Wungu telah mengangkat Wuru
Bisma menjadi Adipati Blambangan dan bergelar Menak Jingga.
Hati kecil Menak Jingga sebenarnya mengakui semua
keterangan dan nasihat yang diberikan kedua pamannya, tetapi
Dayun—abdi kesetiaan Menak Jingga—selalu menghasut dan
memanas-manasi sang adipati.
“Tuan…,” kata Duyun memecahkan kesunyian.
“Ada apa, Dayun?” jawab Menak Jingga.
“Sebenarnya hamba sangat setuju dengan Paman
Carangwaspa dan Paman Walikrama, kita kembali ke Blambangan.
Namun, yang menjadi masalah adalah Ratu Kencana Wungu
berjanji kepada Jaka Umbaran saat itu …,“ Dayun berhenti sejenak,
”kalau tidak salah, jika berhasil membunuh Kebo Marcowet, Jaka
Umbaran akan dinobatkan menjadi Raja Majapahit dan sekaligus
menjadi suami Ratu Ayu Kencana Wungu, bukan menjadi Adipati
Blambangan seperti sekarang ini,” lanjut Dayun memanas-manasi.
“Diam kau, Dayun!” bentak Baudenda dengan suara yang
agak keras.
Dayun segera diam. Ia hanya mengerlingkan mata ke arah
Menak Jingga sambil memainkan ibu jarinya.
“Kakang Beudena, yang dikatakan Dayun itu benar semua.
Mengapa Kakang marah?” Wong Agung Marsorah menyela
pembicaraan.
26