Page 55 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 55

KELICIKAN DUA SAUDARA







                    Kematian  Menak  Jingga membuat  seisi  pakuwon induk
            gaduh sekaligus membuat nyali para petinggi Blambangan ciut.
            Namun, setelah para pemimpin menyerah kepada Damarwulan,
            kegaduhan di pakuwon itu pun segera bisa diatasi. Mereka siap
            dibawa menghadap ke Majapahit.

                  “Paman  Carangwaspa dan Paman  Walikrama,” kata
            Damarwulan     memecah     kesunyian,   “kita  harus   segera
            menghentikan permusuhan antara Blambangan dan Majapahit.”

                  “Saya setuju ,Tuan.” jawab Carangwaspa.
                  “Kalau  begitu  agar tidak  semakin  banyak  korban,
            Paman berdua ikut saya ke  medan  perang sekarang juga,” kata
            Damarwulan tegas.
                  “Baik, Tuan.”

                  Tak lama kemudian terlihat empat ekor kuda meninggalkan
            barak pasukan Blambangan menuju ke arah barat. Kepulan debu
            pun berhamburan ke mana-mana.  Tatkala  matahari  hampir
            sepenggalah,  Damarwulan,  Carangwaspa,  dan Walikrama
            telah sampai  di  medan perang.  Ternyata,  peperangan itu telah
            berlangsung kembali.

                  “Prajurit Blambangan dan Majapahit  …, hentikanlah
            pertempuran ini!  Hentikanlah  pertempuran ini  sekarang juga!”
            teriak Damarwulan  menggelegar. Seketika itu  pertempuran
            berhenti sesaat karena suara Damarwulan memekakkan telinga
            mereka.










                                         50
   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59   60