Page 51 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 51

Suatu ketika Menak Jingga melanting tinggi-tinggi, setelah
            itu ia mendarat beberapa depa dari Damarwulan. Tiba-tiba kaki
            Menak Jingga menginjak bumi tiga kali dug ... dug ... dug ... dan
            bumi yang diinjak terasa bergetar. Ketika Damarwulan terheran-
            heran,  Menak Jingga  dengan  sepenuh tenaga  menendangkan
            kakinya ke dada Damarwulan.  Namun, Damarwulan  tidak mau
            dadanya disakiti sehingga ia harus menariknya sedikit ke belakang
            sambil kedua tangannya mengirimkan pukulan  ke  kaki lawan,
            memanfaatkan daya tendang Menak Jingga. Hasilnya luar biasa,
            “Wut … brug.” Menak Jingga jatuh terlentang.
                  Karena telah beberapa kali serangannya gagal,  bahkan
            berkali-kali  dijatuhkan  lawan,  Menak  Jingga  semakin  bernafsu
            untuk  segera mengakhiri  pertempuran itu. Tiba-tiba  jari-jari
            tangan  kanannya  mengambil  sesuatu  dari balik  bajunya,  tahu-
            tahu ia telah memegang gada dan diangkat persis di atas kepala,
            sedangkan tangan kirinya mengepal dan menyilang di depan dada.
            Sementara itu, kaki kanannya ditekuk ke belakang. Dalam waktu
            sekejap tangannya tampak merah membara.
                  “Ajian tapak geni!” kata Damarwulan dalam hati.






























                                         46
   46   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56