Page 48 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 48

“Ayo  majulah  bersama. Menak Jingga tidak pernah  gentar
            menghadapi siapa pun.  Apalagi  hanya menghadapi gembel-
            gembel seperti kalian. Susul Adipati Tuban yang telah terkapar
            mati di sini!”

                  “Jangan sombong, Menak  Jingga! Tanda-tanda  kematian
            itu  sudah tampak  di wajahmu.”  Sabdapalon  menjawab  lantang.
            “Saya tidak  akan  main keroyok. Biarlah  tuanku ini yang  akan
            mengantarmu  ke neraka!”  lanjut  Sabdapalon  sambil  mencari
            tempat duduk.

                  “Damarwulan, untuk apa kaubela Kencana Wungu? Dia pasti
            akan menginkari janjinya sekalipun kau dapat mengalahkanku.”
                  “Hem,” Damarwulan hanya berdeham.

                  “Saya  dulu  berhasil  menumpas  pemberontakan  Kebo
            Marcowet. Bahkan,  orang  itu  berhasil saya bunuh,  tapi  janji
            Kencana Wungu untuk  mengangkatku menjadi Raja  Majapahit
            dan menjadi suaminya hanyalah  bohong belaka.”  Menak  Jingga
            mencoba mempengaruhi Damarwulan.
                  “Menak  Jingga,  nafsu  keserakahan  dan  kedengkian  itu
            telah merasukimu. Jika seperti itu, selamanya dirimu akan selalu
            kecewa. Bukankah, Ratu Kencana Wungu telah memberi hadiah
            yang  setimpal  sesuai dengan jasamu?”  Damarwulan mencoba
            menyadarkan Menak Jingga.

                  “Itu  belum  cukup.  Yang  dijanjikannya dahulu  adalah  Raja
            Majapahit, bukan Adipati Blambangan. Selain itu, saya pun akan
            diangkat menjadi suaminya!”

                  “Menak  Jingga ..., tidakkah dirimu  bercermin.  Pantaskah
            seorang ratu bersuamikan seseorang yang berwajah bopeng?”

                  “Cukup ...!” bentak Menak Jingga.

                  “Karena itu,  sadarlah  Menak  Jingga. Tariklah  pasukanmu
            dari  Prabalingga agar korban  yang  berjatuhan  tidak semakin
            banyak.” Damarwulan tetap mencoba menasihati.


                                         43
   43   44   45   46   47   48   49   50   51   52   53