Page 47 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 47
Ketika telah berada di dalam barak, Damarwulan agak
tertegun sejenak sebab ruangan itu ternyata sangat bersih dan
bagus. Tatkala masih tertegun itu, tiba-tiba terdengar suara
tertawa, mula-mula biasa saja, tetapi lama kelamaan suara itu
memekakkan gendang telinga.
“Lancang benar engkau memasuki wilayah ini!”
Damarwulan sadar betul bahwa dirinya sedang diserang
ilmu bledheg sayuta. Oleh karena itu, ia segera mengeluarkan
seruling gading dan ditiupnya secara lembut dengan dilambari
kekuatan tenaga dalam, “Tulit tulit tu ... lit ... tu ... lit ....” tiupan
seruling Damarwulan berhasil mengimbangi ilmu orang itu. Tiba-
tiba berkelebatlah seseorang mendekati Damarwulan.
“Jangan merasa menang dulu meskipun ilmuku berhasil
kaubuyarkan! Mengapa lancang memasuki ruangan ini?”
“Saya mencari Menak Jingga!” jawab Damarwulan tanpa
panjang lebar.
“Akulah Menak Jingga, Wuru Bisma, atau Jaka Umbaran!”
“Sudah saya duga. Ikutlah bersamaku ke Majapahit
menghadap Ratu Kencana Wungu!“ kata Damarwulan.
“Apa ...?” tanya Menak Jingga geram.
“Ikutlah bersamaku menghadap Ratu Kencana Wungu!
Nanti akan saya mohonkan ampunan untukmu.”
“Ah ..., ternyata kau antek si Kencana Wungu! Berani benar
kau meremehkan Adipati Blambangan. He, Anak Gembel, sebutkan
namamu sebelum kukirim ke neraka!” bentaknya.
“Iya, aku memang orang gembel dari Majapahit, namaku
Damarwulan dan ini pamanku, Sabdapalon.”
42