Page 9 - 1201-SMP-Menak-Jingga-Sj-Fiks
P. 9
“Tak mengapa, Paman. Yang penting Damarwulan telah
berada di tengah-tengah kita. Damarwulan, benarkah engkau
telah lama berada di rumah Paman Patih?”
“Benar, Kanjeng Ratu…,” jawab Damarwulan.
“Maaf Kanjeng Ratu…,” sela Patih Logender, “Damarwulan
telah lama mengabdi di kepatihan. Bahkan, ia sekarang telah
menjadi menantu hamba. Tiga bulan yang lalu Damarwulan
telah hamba nikahkan dengan anak sulung hamba si Anjasmara,
Kanjeng Ratu.”
“Oh… begitu,” desis sang ratu, ”mengapa Paman tidak
mengundangku?”
“Ampun beribu ampun, Kanjeng Ratu! Karena negara sedang
terancam bahaya, hamba tidak berani mengadakan pesta.”
“Tak mengapa, Paman Patih.” Jawab Ratu Kencana Wungu
sambil memperhatikan Damarwulan.
“Damarwulan…, yang dikatakan ayah mertuamu itu
memang benar. Saat ini Adipati Blambangan atau Menak Jingga
sedang memberontak kepada Majapahit. Korban telah banyak
berjatuhan. Beberapa hari yang lalu Paman Adipati Tuban gugur
di tangan Menak Jingga.” Ratu Ayu Kencana Wungu berhenti
sejenak, “Karena itulah, saya meminta bantuanmu, Damarwulan,”
lanjut sang ratu.
“Bantuan apakah yang Kanjeng Ratu inginkan?” tanya
Damarwulan sambil memberi sembah.
4