Page 100 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 100
76 | Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014
Basidiomycota dan sekitar 336 jenis dari ke 2013. Perkembangan ilmu taksonomi yang
lompok Ascomycota. Seperti halnya dengan dinamis menyebabkan perlunya validasi
jamur, informasi keanekaragaman kripto nama jenis sesuai dengan nama jenis terkini.
gam lainnya juga masih sedikit diketahui Pada Gambar 51 pun tampak bahwa koleksi
keberadaannya di Indonesia (Gambar 50). Musci dan Hepaticae lebih menonjol hampir
di semua pulau, kecuali Nusa Tenggara. Jum
Eksplorasi kriptogam di seluruh Indonesia
harus secepatnya dilakukan karena hilangnya lah seluruh jenis Jamur, Lichens, Hepaticae,
tumbuhan rendah ini seiring dengan hilang dan Musci yang ada di Indonesia ditunjukkan
nya hutan yang semakin cepat. Selain itu, juga dalam Gambar 51.
dapat mengungkapkan potensi kriptogam Penelitian Musci di Indonesia diawali
sebagai sumber alternatif masa depan atau oleh Fleischer (1904–1923) di Jawa yang
potensi lain yang penting bagi manusia. mendata sebanyak kurang lebih 600 spesies
Sebagai daerah yang belum tereksplorasi Musci atau lumut sejati. Sementara itu, pene
sepenuhnya, kemungkinan didapatnya jamur litian mengenai lumut hati atau Hepaticae di
jenis baru sangat tinggi. Sebagai contoh, di Indonesia diawali oleh Reinwardt dkk. (1824)
perkirakan 30% jamur yang diinventarisasi yang mendeskripsi lima jenis Marchantia
di daerah yang belum dieksplorasi adalah dan sekitar 57 jenis Jungermannia di Jawa.
baru bagi dunia ilmu pengetahuan. Hipotesis Penelitian kedua kelompok lumut ini lebih
ini didukung oleh data penelitian beberapa banyak ditemukan di kawasan Jawa bagian
marga di beberapa daerah yang belum pernah barat. Hal ini disebabkan Pulau Jawa bagian
dieksplorasi. Monografi marga Marasmius barat memiliki tingkat kelembapan yang rela
di Jawa dan Bali menunjukkan 12 dari 34 tif tinggi dibandingkan dengan bagian timur
diketahui sebagai jenis baru (Desjardin et al. dengan curah hujan tahunan yang mencapai
2000). Hasil yang sama juga diperoleh pada 4.500 mm, dan kedekatannya dengan lokasi
penelitian jamurjamur berspora putih di pusat penelitian, yaitu Herbarium Bogoriense
Malesia, yang 132 dari 168 taksa (78%) adalah dan Kebun Raya Bogor.
jenis baru (Corner, 1996).
Apabila dicermati jumlah jenis pada a. Jamur
jamur, lumut kerak, dan Musci terjadi
penurunan dari tahun 2011 (Widjaja et al. Berdasarkan klasifikasi terbaru, terdapat lima
2011) dengan data yang ditampilkan tahun kelompok jamur, yaitu Chytridiomycota,
2013. Penurunan jumlah jenis ini dikarenakan Zygomycota, Glomeromycota, Ascomycota,
banyaknya nama jenis yang belum tervalidasi dan Basidiomycota (Hibbett et al. 2007).
sesuai dengan nama terbaru sehingga banyak Berdasarkan bentuk badan buahnya, jamur
nama yang sudah menjadi sinonim di tahun dikenal dengan jamur makro dan jamur
mikro. Jamur makro adalah jamur yang
Sumber: Puslit Biologi-LIPI 2014, in prep
Gambar 51. Data kriptogam per pulau di Indonesia