Page 154 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 154
130 | Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014
PENGEMBANGAN SUMBER DAYA GENETIKA PERIKANAN
Sumber genetik lokal dari sektor perikanan banyak mengalami kendala karena tingginya pola
serangan jenis invasif yang sudah menyebar di kawasan perikanan terestrial. Ikan-ikan invasif telah
menekan habitat dan sekaligus menjadi daya saing dalam mencari pakan sehingga menjadi semakin
sulit mengembangkan sektor perikanan di daerah waduk, situ atau danau. Beberapa ikan invasif yang
sangat membaha yakan di sektor perikanan, seperti ikan patin, nila, lele dan piranha.
Selain yang endemik, beberapa jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan antara lain gurami,
tilapia, dan patin lokal (Pangasius jambal). Beberapa cukup diminati, yaitu ikan marga Tor, seperti Tor
tambroides, T. douronensis, dan T. sorro. Jenis ini terfokuskan di daerah Kerinci, Padang, dan Aceh.
Ikan belida dan baung banyak dibudidayakan di Sumatra, Jawa, dan Kalimantan. Di Pulau Sumatra,
pengembangan ikan baung mudah dijumpai di daerah Riau, Jambi, Palembang, dan Kalimantan Selatan.
Beberapa teknologi pembenihan sudah mulai dikenalkan pada usaha pengembangbiakan lokal,
sebagai contoh adalah T. sorro di Pontianak (Kalimantan Barat), ikan semah (T. douronensis) di Lampung,
dan belida yang difokuskan di Palembang (Sumatra). Pembenihan untuk beberapa jenis yang lain juga
dapat dijumpai seperti ikan jelawat, nilem, gabus, dan tengadak. Beberapa komoditas unggulan ikan
air payau, seperti bandeng air payau, belanak, dan ikan mikih juga sudah diupayakan pembenihannya.
Salah satu contoh keberhasilan penangkaran/pengembangbiakan ialah penangkaran ikan arwana
irian (Scleropages jardinii).
A. B.
Foto: Tjakra, Puslit Biologi-LIPI 2014
(A) Ikan Arwana Irian (Scleropages jardinii) dan (B) Ikan Arwana Irian hasil penangkaran
di Puslit Biologi-LIPI
Sapi perah
Sapi perah yang ada di Indonesia termasuk
jenis Bos taurus yang sudah disilangkan. Di
Indonesia, tidak dikenal jenis sapi untuk
produksi susu. Pada umumnya, sapi perah
adalah sapi impor yang didatangkan dari
Australia, Selandia Baru, Amerika, Kanada,
dan Jepang (Muladno et al. 2013). Sentra pe-
ternakan sapi perah hanya terdapat di Pulau
Jawa dan pada umumnya dikembangkan di
dataran tinggi. Foto: Wirdateti 2011
Gambar 89. Sapi bali (Bos javanicus) sebagai
Kerbau banteng yang telah didomestikasi
Kerbau di Indonesia terdiri atas kerbau liar
dan domestik. Keduanya masih dalam satu
jenis, yaitu Bubalus bubalis. Kerbau domestik 48 kromosom. Kerbau kalang di Kalimantan
terbagi menjadi dua, yaitu kerbau sungai (B. dan kerbau belang di Toraja masih termasuk
bubalis bubalis) dan kerbau rawa (B. bubalis dalam kelompok kerbau rawa, sedangkan
carabanensis). Keduanya berbeda dalam jumlah yang termasuk dalam kerbau sungai adalah
kromosom, yakni kerbau sungai memiliki 50 kerbau murrah di Sumatra Utara. Contoh ker-
kromosom sedangkan kerbau rawa memiliki bau liar adalah anoa pegunungan (B. quarlesi)