Page 253 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 253

BAB 9 | KEHILANGAN KEANEKARAGAMAN



                                      HAYATI







                                   Ketimpangan hubungan manusia dengan lingkungan dapat merusak ekosistem
                                   yang berdampak pada rusaknya habitat. Kerusakan habitat, baik secara langsung
                                   maupun tidak, berpengaruh terhadap penurunan populasi dan hilangnya jenis-
                                   jenis biota. Selain karena rusaknya habitat, kehilangan jenis biota juga disebabkan
                                   oleh masuknya jenis asing invasif (JAI), pencemaran, eksploitasi yang berlebihan
                                   serta perubahan iklim.
                                       Berbeda dengan binatang dan tumbuhan yang sudah lama menjadi perhatian
                                   publik, hilangnya keanekaragaman mikrob masih jarang mendapat perhatian.
                                   Kondisi ini terjadi karena belum dipahaminya kepentingan kehati mikrob se-
                                   bagai pengendali fungsi ekosistem. Keberadaan mikrob di alam sangat penting
                                   sebab mikrob sangat mudah berubah (bermutasi) dan mempunyai keragaman
                                   metabolisme yang sangat tinggi.
                                       Berikut merupakan beberapa contoh penyebab hilangnya kehati pada
                                   berbagai binatang, tumbuhan, dan mikrob.


                                   9. 1 Perubahan habitat
                                   Proses perubahan dan hilangnya habitat dapat terjadi karena berubahnya tutupan
                                   lahan. Data tahun 2000 hingga 2009 menunjukkan penurunan lahan hutan kering
                                   primer dari 42.255.832,09 ha menjadi 32.185.720,41 ha (Gambar 116). Perubahan
                                   ini diikuti oleh naiknya luasan hutan lahan kering sekunder dari 38.280.269,36 ha
                                   menjadi 44.604.933,33 ha pada tahun 2009. Sebaliknya, luas hutan rawa sekunder
                                   menurun dan luas perkebunan meningkat. Fragmentasi habitat juga ditunjukkan
                                   oleh meluasnya semak belukar dari tahun 2000 hingga 2009. Dengan demikian,
                                   perubahan tata guna lahan telah menyebabkan penciutan luas tutupan lahan
                                   yang berakibat pada hilangnya biota seperti telah dilaporkan oleh Widjaja &
                                   Pratama (2013) Sulawesi Tengah (Gambar 116.).












                                                                                  Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014  |  229
   248   249   250   251   252   253   254   255   256   257   258