Page 256 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 256

232 |  Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014

                         Untuk mengatasi permasalahan pe-          sar untuk bersarang pun sudah tidak ada.
                     mutusan jalur ruaya ikan hilir-hulu maka      Akibatnya, kedua jenis burung tersebut tidak
                     perancangan  pembangunan waduk harus          dapat hidup di kawasan budi daya.
                     dilengkapi dengan fasilitas jalur ikan (fish-     Berdasarkan uraian tersebut, dapat
                     way), yaitu bagian waduk untuk memfasilitasi   disimpulkan bahwa
                     proses ruaya ikan. Bentuknya juga sangat
                     beragam, tergantung pada perilaku ikan.          a. berbagai jenis burung pemakan
                     Namun, kondisi ini belum dilakukan di              biji-bijian, antara lain manyar Ploceus
                     Indonesia.                                         philippinus, P. manyar, dan P. hypoxanthus
                                                                        serta pipit Lonchura punctulata, Lonchura
                         Selain ikan, hilangnya keanekaraga-            majadan,  Erythrura  prasina menjadi
                     man hayati  yang  lain  juga terjadi pada          langka karena dianggap sebagai hama,
                     burung. Seperti pernah dikemukakan
                     oleh Badan Pe ngelolaan Lingkungan               b. kebanyakan burung pemakan buah
                     Hidup Daerah (BPLHD) Jawa Barat pada               serta pemakan  madu  mengalami
                     tahun 2013 di daerah-daerah Gudawang–              tekanan karena ketidaksinambungan
                     Bogor,  Cibitung– Sukabumi, Salebu–Garut,          ketersediaan pakan,
                       Cikatomas–Tasikmalaya,  Waled–Cirebon,         c.  berbagai jenis burung mengalami
                     Ujung Jaya–Sumedang, dan Pangkalan–Ka-             kelangkaan karena ditangkap untuk
                     rawang, masih dijumpai 126 jenis burung.           diperdagangkan (BPLHD Jabar 2013).
                     Namun, sebanyak empat jenis burung, yaitu          Hal yang menarik, 10 jenis burung
                     Aceros undulatus,  Anthracoceros albirostris,      pemangsa yang selalu dianggap telah
                     Sturnus contra, dan Gracula religiosa sudah        langka ternyata tiga di antaranya,
                     tidak dijumpai lagi di dataran rendah di luar      Haliastur indus, Ictinaetus malayensis, dan
                     kawasan konservasi dan sebanyak 77 jenis           Spilornis cheela, masih bertahan hidup
                     lain berada dalam keadaan langka. Dengan           karena memiliki jenis pakan yang relatif
                     demikian, hanya 45 jenis burung yang relatif       beragam.
                     masih dapat bertahan di luar kawasan hutan.       Contoh perubahan habitat yang terjadi
                         Hampir seluruh jenis burung endemik       pada tumbuhan, dapat dilihat pada Gam-
                     Indonesia seperti Treron oxyura, Loriculus    bar 117, walaupun pada gambar ini belum
                     pusillus, Sturnus melanopterus, dan Padda     dinyatakan secara penuh apakah jenis yang
                     oryzivora serta beberapa burung endemik       tidak ditemukan pasti hilang. Oleh sebab
                     Pulau Jawa,  Alcedo coerulescens, Halcyon     itu, survei lapangan masih diperlukan untuk
                     cyanoventris,  dan  Megalaima javensis telah   membuktikan bahwa jenis tersebut sudah
                     menjadi langka di luar kawasan konservasi.    hilang atau masih ada. Dari hasil penelitian
                     Padahal kawasan konservasi yang berada di     Widjaja & Pratama (2013) diperkirakan bahwa
                     dataran rendah Pulau Jawa yang masih cukup    total flora Sulawesi 6.741 jenis dengan jenis
                     baik hanyalah Taman Nasional (TN) Ujung       endemik 2.225, padahal Welzen et al. (2011)
                     Kulon di ujung barat dan TN Alas Purwo        mengatakan bahwa berdasarkan jenis-jenis
                     di ujung timur. Oleh karena itu, perbaikan    yang telah dipublikasi dalam Flora Malesiana,
                     kawasan konservasi di dataran rendah Pulau    Sulawesi memiliki jenis lebih rendah dari
                     Jawa perlu mendapat perhatian lebih.          hasil inventarisasi (Gambar 118). Dengan
                                                                   demikian, tampak bahwa perkiraan Welzeb
                         Tercatat pula  Aceros undulatus dan       et al. (2009), baik terhadap jumlah flora di
                     Anthracoceros albirostris yang merupakan      Sulawesi maupun jenis endemiknya sangat
                     burung berukuran besar pemakan buah.          jauh berbeda. Data ini juga masih ditambah-
                     Keduanya memerlukan pepohonan tinggi          kan dengan jenis baru yang ada dan besar
                     untuk bertengger dan bersarang. Akan tetapi,   kemungkinannya jenis terebut. Berdasarkan
                     fenomena menurunnya populasi pohon            hasil monitoring (Tabel 43) diperoleh bahwa
                     tinggi justru mempercepat laju penyusutan     di Sulawesi masih terdapat 39 jenis dari dae-
                     populasi kedua jenis burung ini. Seharusnya   rah Provinsi Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah,
                     di kawasan budi daya tersedia pakan bagi      Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tenggara
                     kedua jenis burung tersebut. Sayangnya, di    (Widjaja & Pratama 2013).
                     kawasan budi daya dewasa ini pohon-pohon
                     sumber pakan relatif sedikit dan pohon be-
   251   252   253   254   255   256   257   258   259   260   261