Page 278 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 278

254 |  Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014

                         Ekosistem hutan rawa air tawar adalah         Proses sedimentasi telah terjadi dalam
                     hutan yang mendiami kawasan dengan ta-        skala besar di beberapa muara sungai, seperti
                     nah mineral aluvial yang tergenang secara     muara sungai Cimanuk, Jawa Barat. Kejadian
                     musiman. Hutan rawa air tawar biasanya        ini mempunyai sisi negatif dan positif. Dari
                     terdapat di antara dua sungai atau peralihan   segi konservasi, menunjukkan adanya erosi
                     antara hutan rawa gambut dan hutan dataran    besar di daerah hulu, tetapi sedimentasi akan
                     rendah (Komite Nasional Pengelolaan Eko-      membentuk rawa yang diperlukan oleh
                     sistem Lahan Basah 2004). Sebagian pantai     burung migran. Lahan yang terbentuk
                     utara pulau Jawa merupakan lahan basah        dikenal sebagai tanah timbul. Secara hukum,
                     dan rawa serta pantai berupa pasir, lumpur,   tanah timbul merupakan milik negara. Oleh
                     dan mangrove. Setiap tipe ekosistem tersebut   karena itu, pemerintah harus menjaga dan
                     merupakan sediaan habitat spesifik bagi       menetapkan batas tanah timbul di berbagai
                     jenis-jenis burung migran yang setiap tahun   muara sungai untuk dimanfaatkan sebagai
                     mengunjungi kawasan tersebut. Namun,          pengganti habitat rawa burung migran yang
                     peng alihan fungsi lahan, terutama lahan      telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
                     basah, rawa, dan mangrove, menyebabkan        (BPLHD Jabar 2013). Perlindungan pantai
                     habitat  penyedia  pakan  dan/atau  habitat   berpasir dari timbunan sedimen dapat
                     perlindungan burung migran semakin me-        diatasi dengan mengendapkan sedimen ke
                     nyempit.                                      perakaran mangrove sehingga perlu dilaku-
                                                                   kan pemulihan populasi mangrove di sekitar
                                                                   muara sungai.



                                                   TAMBAK SILVOFISHERY

                       Indonesia telah meratifikasi konvensi Ramsar 1971 (perjanjian internasional tentang konservasi dan
                       pemanfaatan lahan basah secara berkelanjutan), namun disayangkan banyak dijumpai kerusakan
                       habitat fauna lahan basah. Oleh sebab itu, upaya pemulihan sekaligus pengangkatan ekonomi
                       masyarakat setempat dapat dilakukan melalui program tambak silvofisheries. Pembangunan tambak
                       merupakan salah satu program dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dengan harapan dapat
                       meningkatkan produktivitas hasil tambak dalam mendukung kebutuhan ekspor. Namun, program
                       pembangunan tambak sering tidak mengindahkan faktor lingkungan yang baik, tidak jarang terjadi
                       kerusakan pinggir pantai dengan banyaknya tanah yang tergerus oleh ombak. Wetland International
                       bekerja sama dengan UNEP telah menginisiasi untuk melakukan sosialisasi di beberapa lokasi dalam
                       menerapkan tambak-tambak silvofishery.
   273   274   275   276   277   278   279   280   281   282   283