Page 283 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 283
Perlindungan dan Penyelamatan Keanekaragaman Hayati | 259
menyusun dokumen rencana pemulihan Keberadaan jenis burung yang sangat
Kakatua-kecil jambul-kuning pada tahun karismatik ini dapat mengindikasikan
1998. sehatnya habitat dan ekosistem hutan dan
nilai penting kehati di Jawa. Keadaan ini oleh
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) pemerintah telah mendapat perhatian dengan
Elang Jawa (Spizaetus bartelsi) adalah salah adanya perlindungan melalui Peraturan
satu jenis elang endemik Pulau Jawa yang Pemerintah Nomor 421/Kpts/Um/8/8/1970.
berukuran badan sedang, dengan panjang Satwa ini dianggap identik dengan Lambang
sekitar 60 cm (Gambar 130). Sebagai salah Negara Republik Indonesia, yaitu Garuda,
satu satwa endemik di Pulau Jawa, jenis sehingga pada tanggal 10 Januari 1993,
ini menghadapi resiko kepunahan karena Pemerintah mengeluarkan Peraturan Peme-
degradasi habitat yang telah banyak berubah rintah Nomor 4 Tahun 1993 yang menetapkan
peruntukannya dan masih maraknya per- satwa Elang Jawa sebagai simbol nasional.
buruan untuk perdagangan satwa (Sözer et
al. 1998). Jenis burung ini dikategorikan ke Kemudian, PHKA dengan pemangku
dalam satwa “terancam punah” yang masih kepentingan lain berupaya menganalisis
dapat dijumpai di blok-blok hutan yang kembali dokumen pemulihan populasi elang
masih tersisa di daerah pegunungan (BirdLife jawa. Para pihak tersebut juga bersama-sama
International 2003). Satwa ini juga masuk menyusun Strategi dan Rencana Aksi Konser-
daftar Appendik II Convention on International vasi yang sudah disahkan melalui Peraturan
Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Menteri Kehutanan Republik Indonesia
Flora (CITES). Nomor P.58/Menhut-II/2013 tentang Strategi
dan Rencana Aksi Konservasi Elang Jawa
(Spizaetus bartelsi) tahun 2013–2022.
Foto: Amama
Gambar 130. Elang Jawa, Spizaetus bartelsi
PERAN MASYARAKAT LOKAL DALAM PENYELAMATAN ELANG JAWA
Keterlibatan masyarakat dalam menjaga karnivora puncak seperti elang jawa dilakukan oleh
masyarakat Desa Melung, Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Diawali dengan
kegiatan pelepasliaran elang jawa pada November 2012 atas dukungan konsorsium LSM Biodiversity
Society dan Suaka Elang serta Raptor Indonesia, masyarakat terlibat aktif dalam pemantauan setelah
pelespasliaran. Masyarakat juga terlibat dalam kegiatan pemantauan populasi elang jawa yang
dilaksanakan oleh BKSDA Jawa Tengah di kawasan hutan Gunung Slamet pada tahun 2013. Untuk
lebih meningkatkan perlindungan burung yang diyakini sebagai lambang negara, pada periode
berkembang biak tahun 2014 ini, masyarakat bersama Biodiversity Society memprogramkan pen-
dataan sarang aktif elang jawa di hutan sekitar desa mereka dan melakukan patroli rutin untuk
menjaga sarang tersebut dari gangguan perburuan. Keterlibatan masyarakat dalam proteksi elang
jawa tersebut cukup efektif dengan ditandai tidak ditemukannya perburuan elang jawa dan jenis
elang lainnya pascaketerlibatan masyarakat pada tahun 2012.