Page 285 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 285

Perlindungan dan Penyelamatan Keanekaragaman Hayati | 261


            Pemulihan Curik Bali pada tahun 1997. Se-     Beberapa jenis karnivora puncak yang ada di
            lanjutnya, kakatua-kecil  jambul-  ku ning, elang   daratan dan menjadi jenis kunci antara lain
            jawa, maleo, dan curik bali ditetapkan sebagai   harimau sumatra (Panthera tigris  sumat rae)
            satu dari 14 jenis terancam punah yang        dan macan tutul jawa (Panthera pardus  melas)
            menjadi prioritas utama untuk peningkatan     sebagai anak jenis endemik Indonesia. Penu-
            populasi 3% pada tahun 2010–2014 sesuai       runan populasi di alam terjadi secara drastis.
            dengan keputusan Dirjen PHKA nomor SK         Lebih dari 60% harimau sumatra telah mati
            132/IV-KKH/2011.                              dan tersisa hanya sekitar 400 ekor dalam tiga
                                                          dasawarsa terakhir (1980–2007) (Departe-

                                                          men Kehutanan  2007) dan pada tahun 2010
            Harimau (Panthera tigris sumatrae)            menurut Global Tiger Initiative (GTI) tersisa
            dan Macan Tutul (Panthera pardus              sekitar 325 individu di alam.
            melas)                                            Populasi macan tutul jawa pada tahun
            Salah satu keunikan kehati di Indonesia adalah   1990 tercatat sekitar 700 individu, namun
            banyaknya jenis satwa karnivora (pemakan      menurun menjadi 350 individu pada akhir
            daging) yang dalam piramida rantai makanan    2000. Status IUCN secara linier berubah dari
            berada di posisi puncak. Karnivora memiliki   terancam (threatened) menjadi sangat kritis
            tiga peran penting di dalam, yaitu transfer   (critical endangered) dalam kurun waktu yang
            energi ke seluruh ekosistem, pengendali       singkat.
            populasi satwa mangsa (pengatur populasi),
            dan menengahi kompetisi (Noerdjito dan             Pola perubahan populasi secara umum
            Maryanto 2005).                               disebabkan oleh semakin meningkatnya
                                                          ancaman yang dapat dikelompokkan menjadi
                Saat ini hampir semua karnivora Indo-     empat faktor utama, yaitu penurunan luas
            nesia, baik yang berada di daratan maupun     habitat, perburuan-perdagangan, dan konflik
            laut, berada dalam status terancam punah.     satwa-manusia dan penyakit. Selama dua





                     HARIMAU SEBAGAI SATWA KARNIVORA PENTING DI HABITAT ALAM SUMATRA
                   Harimau merupakan satwa karnivora penting di Pulau Sumatra sebagai salah satu pengendali
              populasi satwa pemangsa yang berkembang cepat. Harimau dewasa yang berusia lebih dari dua tahun
              membutuhkan sekitar 5–7 kg daging per hari atau dibutuhkan setidaknya satu ekor babi atau rusa
              dewasa setiap satu minggu. Ini karena perkembangan populasi babi hutan sangat cepat di mana setiap
              kelahiran mencapai 4-6 anak dengan siklus penyapihan sangat pendek. Perkembangan populasi babi
              hutan yang cepat ini akan menjadi hama di perkebunan sawit, karet, HTI, dan perkebunan masyarakat.
                   Umur efektif harimau di alam adalah sekitar 15–20 tahun. Harimau jantan menjadi mandiri
              pada usia dua tahun dengan membuat wilayahnya sendiri. Seidensticker et al. (1999) menunjukkan
                                                            2
              bahwa jalur jelajah harimau berkisar antara 75–300 km , tergantung dari ketersediaan sumber pakan
              (mangsa) dan topografi.
                   Melalui strategi rencana dan aksi konservasi harimau diharapkan dari tahun 2007 sampai 2017
              keberadaan harimau dapat dipertahankan sebesar 250 ekor individu dewasa yang dijumpai di 8 dari
              18 habitat potensial harimau di Sumatra (Departemen Kehutanan 2007).



















                  Foto: ZSL-PHKA 2012
                  Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae)
   280   281   282   283   284   285   286   287   288   289   290