Page 289 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 289
Perlindungan dan Penyelamatan Keanekaragaman Hayati | 265
10.4.5 Penurunan Populasi Sebagai Indikator Berbagai penelitian menunjukkan bahwa area
Kerusakan Kawasan pencarian pakan gajah merupakan kawasan
Setiap jenis satwa umumnya dapat hidup bersambung yang membentuk satu lingkaran
besar yang ditempuh sekitar satu tahun.
di beberapa tipe ekosistem, namun tingkat Rombongan gajah dapat mengenali jalur
kesesuaian pada masing-masing ekosistem pakannya. Oleh karena itu, sering terjadi jika
umumnya berbeda. Pada ekosistem yang jalur makan gajah dipotong untuk dijadikan
paling sesuai, populasi jenis bersangkutan suatu daerah peruntukan baru seperti area
relatif lebih tinggi. Kerapatan masing-masing transmigrasi ataupun perkebunan kelapa
jenis satwa pada ekosistem yang sama juga sawit maka jalur tersebut setiap tahun akan
berbeda, umumnya terkait dengan besar dirusak oleh “pemilik jalur” tersebut.
daerah jelajah (home range). Sebagai contoh,
sesap madu (Anthreptes spp.) memiliki daerah Jenis perunut (umbrella species) meru-
jelajah seluas 0,78 km . Dengan demikian, pakan jenis kunci yang dapat memayungi
2
jika pada kawasan seluas 56 km kondisi keberadaan satwa lainnya di sebuah eko-
2
ekosistemnya sesuai bagi sesap madu maka sistem. Jenis perunut untuk satwa pada
terdapat 70 pasang sesap madu di kawasan umumnya adalah kelompok mega-herbivora
tersebut yang dapat dikatakan tidak langka. dan pemangsa puncak (karnivora). Disebut
sebagai konsumen puncak karena jenis ini
Guna menjaga stabilitas populasi, ter-
dapat berbagai keterkaitan antarjenis hayati tidak memiliki pemangsa lagi. Sebagai con-
toh, untuk hidupnya, harimau sumatra akan
seperti keterkaitan dengan ketersediaan memangsa rusa sambar, menjangan, kancil
pakan, simbiosis, dan pemarasitan. Dari atau landak, tetapi tidak ada satu jenispun
berbagai keterkaitan tersebut, pakan adalah satwa yang berfungsi sebagai pemangsa
yang paling menonjol. Daur pakan diawali harimau. Hal serupa juga terjadi pada burung
dari air, udara serta berbagai mineral dan dara laut (Sterna sumatrana) serta burung
senyawa di dalam tanah yang diolah oleh samudra lainnya yang berkedudukan sebagai
tumbuhan berhijau daun kemudian menjadi pemangsa puncak di samudra, seperti burung
pakan satwa pemakan tumbuhan (herbivora). bido ular (Spilornis cheela) sebagai pemangsa
Sebagian satwa herbivora merupakan pakan ular, elang jawa (Spizaetus bartelsi) sebagai
bagi satwa pemakan daging (karnivora) pemangsa bajing, dan biawak komodo
dan sebagian karnivora menjadi makanan (Varanus komodoensis) sebagai pemangsa
karnivora lain yang disebut sebagai karnivora rusa timor. Pada ekosistem buatan, misalnya
puncak. Bagian-bagian dari tubuh hayati sawah, di mana pemangsa puncak yang asli
yang tersisa dari rangkaian makan-memakan sudah tidak ada maka konsumen sekunder
ini akan diubah menjadi senyawa sederhana akan berperan sebagai pemangsa puncak.
oleh rangkaian perombak, mulai dari burung,
reptilia, serangga perombak, dan berbagai je- Setiap pulau dan kawasan ekosistem juga
nis kapang. Pada suatu ekosistem yang sehat memiliki jenis perunut yang berbeda. Sebagai
siklus ini akan terus berputar tanpa henti. contoh pada kawasan mangrove, satwa jenis
perunut adalah kepiting Infraorder Brachyura.
Satwa pemakan tumbuhan tidak hanya
terbatas pada serangga, tetapi juga mamalia, Kehadiran kepiting marga Uca spp. menjadi
kunci kesuburan ekosistem mangrove. Fungsi
seperti tikus belukar (Rattus exullans), pelan- kepiting sebagai jenis perunut di kawasan
duk kancil (Tragulus spp.), rusa timor (Rusa pesisir disebabkan oleh setiap aktivitasnya
timorensis), banteng (Bos javanicus), anoa (Anoa yang mempunyai pengaruh utama pada
depresicornis), tapir sumatra (Tapirus indicus), berbagai proses paras ekosistem. Peran utama
badak jawa (Rhinoceros sondaicus) dan gajah kepiting di dalam ekosistem di antaranya
sumatra, (Elephans maximus). Jenis-jenis satwa adalah mengonversi nutrien dan memper-
berukuran besar pemakan dedaunan ini dike- tinggi mineralisasi, meningkatkan distribusi
nal dengan sebutan satwa mega-herbivora. oksigen di dalam tanah, membantu daur
Pada umumnya setiap hari seekor mega- hidup karbon, dan sebagai tempat penyedia
herbivora akan menghabiskan pakan sekitar makanan alami bagi berbagai jenis biota
30% dari berat tubuhnya. Oleh sebab itu, perairan. Di samping itu, kebiasaan kepiti-
dalam rangka mencukupi kebutuhan pakan- ng menggali lubang ternyata secara tidak
nya, mega-herbivora harus berpindah area.
langsung berperan dalam menyeimbangkan