Page 92 - 5f871381b4cd9c6426e115cd17c3ac43
P. 92
68 | Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia 2014
323 jenis, amfibi 160 jenis, reptilia 231 jenis, Dari data mamalia endemik yang ada,
dan ikan air tawar 243 jenis. Sementara itu, banyak jenis mamalia yang hanya dijumpai
kelompok invertebrata jumlah jenis endemik atau terdistribusi di salah satu pulau kecil,
terlengkap datanya hanya kupukupu seki seperti kelelawar (Otomops johstonei) (P. Alor,
tar 656 jenis. Setiap kelompok takson pada NTT), lutung joja (Presbytis potenziani) (Kep.
masingmasing pulau di Indonesia menun Mentawai), monyet boti (Macaca togeanus) (P.
jukkan angka tingkat endemisitas (dalam Togean, Sulawesi), dan kuskus obi (Phalanger
persentase) yang berbeda (Gambar 42). rothschildi) (P. Obi, Maluku).
Terdapat perbedaan tingkat endemisitas
1. Mamalia antarpulau kecil dari mamalia yang dapat ter
Dari keanekaragaman mamalia di Indonesia bang dan yang memiliki daya jelajah sempit.
Banyak jenis endemik yang hanya dijumpai
(720 jenis), 383 jenis di antaranya endemik. di pulaupulau kecil tertentu, seperti Pulau
Kawasan Papua memiliki jumlah jenis en Flores yang memiliki endemisitas tinggi
demik tertinggi, yaitu 129 jenis dan secara untuk kelompok tikus (36%) atau lebih tinggi
berurutan, diikuti Sulawesi (90), Kalimantan dari pulau utama, seperti Sumatra, Jawa,
(50), Sumatra (44), Maluku (25), dan Nusa dan Kalimantan. Kondisi yang sama untuk
Tenggara (19). Jika dihitung nilai ende kelompok kelelawar pemakan serangga
misitasnya Papua memiliki nilai endemisitas (Microchiroptera) endemisitas kelelawar pe
tertinggi (53,11%) dan paling rendah adalah makan serangga (20%) atau lebih tinggi dari
Jawa (13,47%). pulau utama Sumatra dan Jawa (Maryanto &
Higashi 2011).
2. Burung
Indonesia memiliki keanekaragaman
avifauna yang sangat tinggi. Kekayaan
burung Indonesia terkait adanya tiga
zona, yaitu zona oriental (Asia), zona
Australasia, dan zona transisi yang fenom
enal, yaitu zona Wallacea (MacKinnon et
al. 1998, Coates & Bishop 1997, Behleer et
al. 2007). Zona Wallacea memberi batas
yang jelas antara komunitas burung Asia
(A) Foto: Beehler 2005 (B) Foto: Haryoko 2012 dan Australia.
Gambar 43. Jenis baru burung (A) Melipotes carolae
dari Papua yang dideskripsi tahun 2007 dan (B) Tyto Di Indonesia tercatat 1.605 jenis bu
almae yang ditemukan di Pulau Buru dan dideskripsi rung dengan variasi antarpopulasi yang
tahun 2013 dapat diidentifikasi sebagai anak jenis
sebanyak lebih dari 3.000 anakjenis. Dari
jumlah tersebut, kekhasan evolusi mor
fologi dan genetika di wilayah kepulauan
di Indonesia memunculkan jenis burung
endemik.
Dalam rentang waktu 14 tahun tera
khir (2000–2014), telah ditemukan empat
jenis burung baru yang menyandang
status endemik, yaitu Melipotes carolae,
Zosterops somadikartai, Otus jolandae, dan
Tyto almae (Gambar 43), yang semuanya
dideskripsi oleh peneliti Indonesia dengan
Foto: Hamidy 2010 kerja sama dengan peneliti asing.
Berdasarkan kewilayahan adminis
Leptobrachium waysepuntiense Hamidy & Matsui,
2010 (kodok seresah mata biru), kodok endemik trasi Republik Indonesia, jumlah total
yang baru ditemukan di tahun 2010 di Sumatra. burung endemik di Indonesia berjumlah