Page 54 - 1130-SMP-Ratna-Komala-dan-Rumbia-Ajaib-Sj-Fiks
P. 54

seolah-olah tidak mau mengenali dirinya. Ia segera berdoa kepada
            Tuhan untuk bersabar dan mendapat kekuatan batin menghadapi
            Raja Gordan Syah Dewa kelak.

                    Genderang  perang  segera  berbunyi ketika  kedua  belah
            pihak telah berhadap-hadapan dan perangpun  segera dimulai.
            Mereka saling menikam, saling memarang, dan melepaskan panah
            sehingga suara jeritan, tempik sorak, dan gegap-gempita meliputi
            medan peperangan. Jumlah pasukan mereka tampak berimbang
            setelah pasukan Kerajaan Berangta Indra datang.


                    Mereka  tampak  bersemangat  dan  berusaha  saling
            merobohkan satu sama lain. Raja Johan Syah dan Raja Mengindra
            Dewa Laksana keluar istana melihat peperangan dari atas menara.
            Kedua raja  itu  dengan  seksama  mengawasi gerak  tentaranya.
            Mereka  saling  merangsek,  berbaku  pukul  dengan  gada,  dan
            tikam-menikam  sehingga  banyak  korban  terluka  dan  tewas  di
            medan perang. Peperangan semakin bertambah dahsyat setelah
            Jani  Mardani,  Genta  Sura,  dan  Syah  Berma  masuk  ke  kancah
            peperangan. Musuh bergelimpangan, aliran darah bagaikan anak
            sungai. Pasukan musuh banyak yang berlari tunggang-langgang.


                    Lela Syaheran segara maju membawa panah pemberian
            Kakek Darman Syah. Suara anak panah yang dilepaskan itu bagai
            halilintar  membelah  bumi. Sinar dari  busur panah bagaikan
            bola  matahari yang  memerah  panas  dan  sangat  menyilaukan.
            Manyaksikan  keampuhan  senjata  musuhnya,  Raja  Gordan  Syah
            Dewa murka, apalagi  menyaksikan prajuritnya habis terbunuh.
            Horman Syah Peri yang membantu tentara Kerajaan Belanta Dewa
            ikut bergabung menyerang musuhnya. Mereka saling memanah,
            gegap gempita bunyinya.



                                         49
   49   50   51   52   53   54   55   56   57   58   59