Page 12 - Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid I - Tanah di Bawah Angin - Anthony Reid
P. 12

ILMU  SEJARAH


                          DAN  KEDUDUKAN  SENTRALNYA









                                                            Onghokham












                     Imu  sejarah  menurut  B.R.  O'G  Anderson  dari  Cornell  University,  adalah

                 I ilmu  yang  memiliki  kedudukan  sentral  dalam  penelitian  suatu  masyarakat,
                 meskipun  kita  tahu  bahwa Anderson sendiri adalah s e o r a n g   ahli ilmu politik

                 yang  memiliki  kecenderungan  meneliti  s e j a r a h .   Tentu  ini  t e r d e n g a r   enak  di

                 telinga s e o r a n g   s e j a r a w a n   tulen  seperti saya. M e r e n u n g k a n   u c a p a n n y a   s a y a   ikut

                 yakin dan men g k o n firmasi suatu prasangka s a y a   sendiri. A n t r o p o l o gi ,  sosiolog i

                 atau ilmu politik,  cenderuog  memberikan suatu  keadaan fotografis dari  suatu

                 saat  tertentu  atau  suatu  bagian  dari  masyarakat.  llmu-ilmu  sosial  tersebut

                 semakin mengakui pentingnya sejarah bagi penelitian-penelitian mereka sendiri;

                 lni  disebabkan  sejarah  menggambarkan  suatu proses  perkembangan dan  juga
                 menjelaskan  bagaimana kita sampai  tiba  pada keadaan  saat ini. Sejarah  adalah

                 suatu  penelitian  untuk  melihat  bagaimana m a s y a r a k a t   itu  bergerak, berubah,

                 dan b e r k e m b a n g ,  dan juga  e k a l i g u s   mempersoalkan unsur-unsur dinamikanya.1
                                                    s
                 Na m u n di Indonesia, dan mungkin juga di negara-negara Asia Tenggara lainnya,

                 ilmu sejarah dan sejarawan agak dianaktirikan, dianggap tidak relevan dan tidak

                 dirasakan sebagai kebutuhan  untuk  mengenal  dirinya,  dan  bahkan  lebih  jauh

                 lagi mereka menolak uotuk mengenal dirinya.

                          Sebalikoya,  negarawan, politisi,  dan  juga  cendekiawan  gembar-gembor

                 mengadakao  a p p e a l   terhadap  sejarah  bangsanya  agar  dapat  melegitimasi,

                 membeoarkao  kebesaran  bangsanya,  dao  juga  dalam  raogka  meoyentuh
                 oasiooalisme raky atnya. Hanya untuk kepeotiogan seperti inilah sejarah disebut

                  oleh  mereka.  Hal  ini sebenarnya  sudah  menunjukkan  kedudukan  yang  sentral

                 ilmu  sejarah. Namun sejarah yang  disebut-sebut oleh  para negarawan, politisi,




                 1   Sidney W. Mintz, $Jl"'tncss :.1nd Pon-r: The Place of Sugar in Mode History Penguin Books, England,
                      1987.


                                                                     xii
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17