Page 17 - Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid I - Tanah di Bawah Angin - Anthony Reid
P. 17
ILMU SEJARAH DAN KEDUDUKAN SENTRALNYA
melihat detail seperci lebih suka melihat pohon daripada hutan, maka kalau
terdapat kritik terhadap karya ini, mungkin disebabkan adanya pandangan
yang sempit clan kebiasaan untuk selalu melihat pada sejarah negara sendiri,
yakni Indonesia, yang terdiri dari banyak daerah.
Sejarah Asia Tenggara, seperti sejarah yang lain, cidak dapat dilihat
tanpa memperhacikan latar belakang sejarah dunia. Untuk itu, kita perlu
melihat pembagian periode dari sejarah Barat. Di Eropa, tahun 1450-1680
dapat dibagi dalam zaman Renaisans (1453), Reformasi (1618), clan juga zaman
Eksplorasi clan Ekspansi Eropa ke Amerika, Asia, clan seterusnya. Singkat
kata, era kapitalisme Eropa mulai berkembang pada masa-masa itu. Namun
di Asia Tenggara, kekuasaan Barat seperti Spanyol, Portugis, Belanda, lnggris,
clan Prancis, masih merupakan pinggiran dari dunia tradisional Asia Tenggara
seperti Pagan, Ayuthia, Mataram, Hue, clan Johor. Dalam kasus Mataram di
Jawa Tengah, memang benar bahwa atas bantuan Belanda (VOC) mereka dapat
membasmi pemberontakan yang mengancam kerajaan. Namun harus diingat,
pengaruh Belanda atas raja Amangkurat II masih sangat minim.
Kesatuan Kawasan (Demografi)
Dalam kurun niaga (1450-1680), menurut A. Reid, interaksi Asia Tenggara
dengan daerah di luar kawasan sangat sedikit, meskipun pengaruh kebudaya
an Cina clan India datang melalui perdagangan, kecuali dalam kasus Vietnam
Utara yang pemah ditaklukkan oleh Cina clan juga sekaligus merupakan daerah
perbatasan Asia Tenggara dengan Cina. Sebaliknya, interaksi dagang di antara
mereka berdagang secara damai clan saling melengkapi kebutuhan masing
masing. Bahasa Melayu rupanya menjadi semacam bahasa perantara {lingua
franca} yang dapat dipakai di berbagai bahasa Inggris kini. Banyak istilah
bahasa Melayu yang memasuki bahasa Inggris seperci Kompong (Kampung
atau Compound) atau gudang (godown).
Aspek lain yang menarik dari karya A Reid ini ialah soal demografi
(kependudukan) clan permukiman kota dan desa (urban dan rural). Hampir
semua daerah di Asia Tenggara sangat sedikit penduduknya, walaupun tanahnya
berlebihan. Sebagian lahan berupa hutan tropik atau rawa-rawa. Di seluruh Asia
Tenggara, temyata jumlah penduduk dapat diartikan sebagai jumlah pengikut,
clan ini merupakan ukuran clan obsesi bagi kerajaan-kerajaan yang ada. Di
Siam (T hailand) dan juga kerajaan lain seperti Mata.rm, secara agak rutin
xvii