Page 52 - BAB 1
P. 52
Manusia sebagai mahluk individual bukan hanya dalam arti
mahluk keseluruhan jiwa-raga, tetapi setiap orang merupakan
pribadi yang khas menurut corak kepribadian dan kecakapannya.
Alport mengatakan bahwa kepribadian manusia adalah: organisasi
dinamis dari system-sistem psiko-fisik dalam individu yang turut
menentukan cara-cara yang khas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Oleh karena itu, individu yang satu dengan
individu yang lain akan mengalami perkembangan yang khas
dalam kehidupannya. Perkembangan manusia yang wajar harus
memperhatikan segi individualitasnya dalam arti bahwa pribadi
manusia masing-masing merupakan keseluruhan jiwa raga yang
mempunyai struktur dan kecakapan yang spesifik. Mengacu pada
(BasrowiIn), idividu sebagai mahluk ciptaan Tuhan, di dalam
dirinya dianugerahi kelengkapan hidup yang meliputi: raga, rasa,
rasio, dan rukun. Berikut ini adalah ilustrasinya: (1) Raga, yaitu
bentuk jasad manusia yang secara khas dapat membedakan antara
individu yang satu dengan individu yang lain, menkipun dengan
cirri dan hakekat yang sama; (2) Rasa, adalah perasaan individu
yang dapat menangkap objek-objek gerakan dari benda-benda isi
alam semesta, misalnya panas, dingin, asam, asin, manis, pahit.
Perasaan juga dapat dikembangkan menjadi perasaan nyaman,
bahagia, cinta dengan keindahan dan sebaliknya; (3) Rasio, adalah
akal pikiran sebagai kelengkapan manusia untuk mengembangkan
diri, dann mengatasi segala permasalahan yang muncul dalam
kehidupannya; (4) Rukun atau pergaulan hidup, adalah bentuk
sosialisasi dengan sesama manusia sehingga mampu hidup
berdampingan antar sesama dengan suasana saling melengkapi
sehingga tercipta keharmonisan. Rukun merupakan modal utama
Asih Kuswardinah 43