Page 42 - SD_Bohong Merinang
P. 42

menggantikan  peran  kedua  orang  tuanya  selama  ini
            sehingga ia tidak mau menyinggung perasaannya sedikit

            pun.  Akan  tetapi,  bagaimana  pun  maksud  hatinya  itu

            harus ia sampaikan padanya.

                “Aku bermaksud  untuk  menikah,  Tuan.  Teman-
            teman  sebayaku,  kolega  usahaku  yang  seumuran

            denganku,  pada  umumnya  mereka  sudah  menikah,”

            lanjut Sisennang dengan semakin gugup.

                Ternyata,      Sisennang     meminta      izin    kepada
            majikannya untuk menikah.

                Sebenarnya bukan hal yang mengejutkan permintaan

            itu. Sang saudagar sudah memperkirakan bahwa dalam

            waktu  dekat, pastilah  Sisennang  akan  membicarakan
            hal  ini  dengannya.  Apalagi,  setelah  memperhatikan

            kegelisahan  Sisennang  seharian  itu.  Sang  saudagar

            tidak  langsung  menjawab  permintaan  izin  Sisennang.

            Ia terdiam beberapa saat. Ia berpikir, “Kalau anak ini
            kunikahkan dengan orang lain, mungkin dia tidak mau

            lagi nanti bersamaku. Lalu, siapa yang akan meneruskan

            semua usahaku ini?”








            32
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47