Page 17 - SD_Danau Laut Tador
P. 17

“Cuci tangan dulu sayang,” tegur ibu.
                 Tador berpaling manja.

                 “Ya sudah, ibu suapi ya …,” bujuk ibu.
                 Mata  Tador  langsung  membulat  penuh  minat.

            Suapan pertama yang diberikan ibu langsung dia lahap.
            Dalam  waktu  yang  cepat  satu  piring  makanan  pun

            kandas. Ibu dan ayah tersenyum, apalagi ketika tanpa
            disuruh Tador langsung ke dipan untuk tidur.

                 Hari-hari  semacam  itu berlalu  bertahun-tahun.
            Hingga ketika  Tador  berusia  sepuluh  tahun,  sang

            penjaga pergi. Tetangga itu pindah rumah. Tidak ada
            lagi yang dapat menjaga Tador. Ayah dan ibu kembali

            panik.
                 “Tador  ikut  ke  ladang  dan  sawah,  ya  …,” kata

            Tador.
                 Ayah  dan  ibu saling  berpandang.  Mereka  sempat

            berpikir  untuk  mengabulkan  permintaan  Tador  itu,
            apalagi  kini  Tador  sudah  sepuluh  tahun.  Namun,

            mengingat jarak yang cukup jauh, hati mereka tidak tega.
            Berjalan  kaki ketika  matahari  belum  terbit  sepanjang

            lima kilometer tentu bukan hal gampang. Pun, pulang
            menjelang magrib, melewati jalan setapak dan hutan,

            tentu tidak baik untuk Tador.



                                           9
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22