Page 64 - Penerapan Teaching Factory di Balai Pelatihan Pertanian - Jamaluddin Al Afgani
P. 64
politeknik atau perguruan tinggi. Menurut Putu Sudira (2016:
10) sebenarnya pendidikan kejuruan memiliki makna yang
sama dengan pendidikan vokasional. Pembedaan hanya
pada penjenjangan, sedangkan secara akademik tidak
memberi makna yang berbeda.
Pendidikan vokasi merupakan model pendidikan yang
mengusung keunggulan berupa 70% praktek dan 30% teori
dengan harapan dapat menjadi salah satu jawaban dalam
permasalahan penyiapan lulusan perguruan tinggi dengan
keahlian terapan yang dibutuhkan oleh pasar tenaga kerja.
Slogan link and match yang digelorakan sejak era
Mendikbud Prof. Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro kembali
muncul ke permukaan beberapa tahun terakhir ini seiring
dengan berkembangnya pendidikan vokasi. Sejak era
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah sangat
gencar menggalakkan pendidikan vokasi sebagai salah satu
jalur yang dapat ditempuh untuk meningkatkan daya saing
bangsa. Berbagai upaya dilakukan untuk menggenjot
pertumbuhan pendidikan vokasi baik di level pendidikan
menengah maupun pendidikan tinggi seperti semboyan
“SMK Bisa!” dan pendirian beragam Politeknik baru di
berbagai wilayah negeri ini. Hal tersebut terus dilanjutkan
oleh pemerintahan selanjutnya, bahkan menjadi sangat
terasa pada level pendidikan tinggi sejak pendidikan tinggi