Page 44 - SD_Bukit Perak
P. 44

Hingga  pada  suatu  ketika  putri  sadar  belum  meminta
            restu kepada ayahnya.

                 “Suamiku,  entah  sudah  berapa  lama  sejak

            pernikahan kita, kita belum juga meminta restu kepada
            ayahandaku.  Bukankah  dirimu  sudah  menjanjikannya

            kepadaku?” tanya Putri kepada suaminya.
                 “Benar  sekali,  istriku.  Aku lupa.  Untunglah kau

            mengingatnya.”  Pemuda  itu  pun  ingat  kembali  akan

            siasatnya.
                 “Kapankah kita bisa mengunjungi ayah? Aku sudah

            sangat merindukannya,” ujar Putri penuh harap.
                 “Besok  pagi.  Sebelum  kita  menemui  ayahmu,

            maukah kau menceritakan kepadaku tentang ayahmu,

            duhai istriku?”
                 “Ayah adalah seorang kepala desa yang sangat arif

            dan  bijaksana  dalam  memimpin.  Masyarakat  sangat

            mencintainya.”
                 “Apa  yang  kau  ketahui  tentang  kesaktiannya?”

            tanya suami Putri dengan memulai siasatnya.

                 “Tiada, melainkan sedikit.”









                                          32
   39   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49