Page 53 - BUKU DONGENG
P. 53
Seekor Kancil
yang Selalu Ingat Tuhan
Hutan lebat dan rumput menghijau
telah berubah menjadi hutan yang gundul
dan gersang. Daun jati, daun karet, dan daun
pohon-pohon lain yang ada di hutan itu telah
gugur. Rumput-rumput pun telah mengering,
semuanya berwarna kecoklatan. Tak ketinggalan
pohon-pohon di pinggir sungai, semuanya layu.
Kemarau yang panjang telah tiba. Sawah dan
sungai pun kering kerontang.
Seekor kancil jantan yang tanduknya baru
ke luar, menandakan dia baru saja tumbuh
dewasa, sangat kehausan. Bibirnya pecah-
pecah. Ia telah berlari ke sana kemari mencari
sumber air,tapi setetes pun tak didapatkannya.
Kancil jantan itu sangat sedih dan tubuhnya
sudah lemas. Ia duduk sujud seperti manusia
memuja Tuhan. Hatinya menjerit meminta
pertolongan kepada Tuhan yang Mahakuasa.
43