Page 94 - MODUL X MIPA BIRU
P. 94
Selain itu, manusia purba juga telah membuat kapak genggam Sumatra
(Sumatralith pebble culture), alat tulang yang ditemukan di Lampung (bone
culture), dan sejumlah flakes yang ditemukan di Toala (flakes culture).
Kehidupan manusia purba bersifat semisedenter. Banyak dari manusia
purba yang tinggal di gua-gua pada tebing pantai yang dinamakan dengan
abris souce roche. Di gua-gua tersebut juga banyak ditemukan sampah dapur
yang disebut dengan kjokkenmoddinger. Hasil budaya lainnya adalah lukisan
gua, yang diteliti oleh Roder dan Galis.
• Zaman Neolitikum
Zaman ini disebut juga dengan zaman batu baru atau zaman batu muda
yang perkembangannya lebih maju dibandingkan dengan zaman-zaman
sebelumnya. Hasil kebudayaannya antara lain sebagai berikut.
- Kapak persegi yang banyak ditemukan di Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Nusa
Tenggara. Bahan dasarnya adalah batu api (chalcoden) dengan buatan yang sangat
halus karena diasah.
- Kapak lonjong yang merupakan kapak dengan penampangnya berbentuk lonjong,
ujungnya agak lancip sehingga dapat dipasang tangkai. Kapak lonjong memiliki dua
ukuran, yaitu ukuran kecil (kleinbeil), dan ukuran besar (walzeinbeil).
• Zaman Megalitikum
Zaman ini disubut dengan zaman batu besar. Hasil budayanya berupa bangunan
besar yang berfungsi sebagai sarana pemujaan kepada roh nenek moyang. Berikut hasil
kebudayaan zaman ini.
- Menhir, yaitu tugu atau batu yang tegak. Batu ini sengaja diletakan di suatu tempat
untuk memperingati orang yang sudah meninggal.
- Punden berundak, yaitu bangunan yang disusun secara bertingkat untuk melakukan
pemujaan terhadap roh nenek moyang.
- Kubur batu, merupakan kuburan bangunan kuburan yang tersusun dari batu.
Umumnya, terdiri atas dua sisi panjang dan dua sisi lebar serta terletak membujur
dari arah timur ke barat.
Modul Sejarah Indonesia 10 | 83