Page 38 - Konflik Bersejarah Runtuhnya Hindia Belanda (Nino Oktorino) Septa
P. 38
30
R
pe merintah di Jepang, seperti Nanjo Kohatsu, dengan do -
rongan dari pihak Angkatan Darat dan Angkatan Laut
Jepang, mendorong penanaman modal di Hindia Belan-
da secara lebih agresif dan intensif. Orang Jepang mulai
UNTUHNY
membeli berbagai macam konsesi, dari penebangan kayu
dan pertambangan hingga hak menangkap ikan. Pa ra
pengusaha Jepang juga membanjiri Hindia Belanda de-
ngan barang-barang murah.
Setelah jatuhnya Negeri Belanda, Jepang berusaha
menghimbau peme rintahan Hindia Belanda agar mengikuti
tindakan Prancis di Indocina. Dalam hal ini, tindakan Je-
A HINDIA BELAND
A
pang tersebut bukan hanya didasarkan pada perhitungan
mengenai keuntungan untuk memperoleh Hindia Belanda
dalam keadaan utuh dan tanpa pertumpahan darah, te-
tapi juga agar mereka dapat menerima negeri itu dengan
administrasinya yang efisien tanpa kegoncangan apa pun
juga. Dengan demikian, mereka dapat bekerja sa ma dengan
para pegawai pemerintahan Belanda yang ber pe ngalaman.
Akan tetapi, usaha Kabinet Konoye untuk mengamankan
bahan-bahan mentah dari Hindia Belanda, suatu usaha
yang menjadi semakin penting akibat sanksi ekonomi
Amerika, hanya sedikit meraih hasil. Pada tanggal 16 Juli
1940, Jepang memberitahu Belanda bahwa mereka ingin
mengirimkan sebuah misi untuk membicarakan hubungan
antara kedua negara. Pemerintah Hindia Belanda sendiri
sebenarnya tidak berhasrat untuk mengadakan pe run-
dingan tingkat tinggi seperti itu, tetapi karena terus-
menerus didesak akhirnya mereka menerima juga usul
Jepang tersebut. Namun, Belanda me nun tut agar pembi-
caraan hanya dibatasi pada masalah ekonomi.
Pada bulan September 1940, sebuah delegasi Jepang
yang beranggotakan 24 orang di bawah pimpinan Men te ri
Perdagangan dan Industri Kobajasi Ichiro tiba di Batavia.
Di antara mereka terdapat enam perwira ting gi. Adapun