Page 23 - Gajah Mada M.Surya Gemilang
P. 23
http://pustaka-indo.blogspot.com
”Guru tidak pernah mau menyebut namanya. Jadi
ingsun sebut saja, guru. Guruku. Namun karena guru se lalu
menggunakan pakaian putih, maka orang menyebutnya Kyai
Galuh Putih. Guruku tinggal tidak jauh dari dermaga Ujung
Galuh. Di depan rumahnya berdiri sepasang pohon jati emas.
Jika lau Dang Acarya ingin ke sana, ingsun bersedia meng antar-
kan,” kata Gajah Mada.
”Kyai Galuh Putih?”
”Benar.”
Dang Acarya mulai menduga-duga, siapakah sebenarnya
Kyai Galuh Putih, guru dari Gajah Mada itu? Namun
pertanyaan itu disimpannya di dalam hati.
”Terima kasih. Biarlah nanti kalau sedang tidak sibuk
kucari sendiri gurumu itu,” ujar Dang Acarya.
Gajah Mada lalu memberikan ancar-ancar menuju pade-
pok an gurunya itu kepada Dang Acarya. Sang Arya Harsaraja
pun menyimaknya baik-baik dan mematerikannya ke dalam
relung ingatannya.
Setelah mendapatkan apa yang dicarinya, Gajah Mada pun
berpamitan.
”Baiklah Dang Acarya, ingsun mohon pamit. Lain kali ing-
sun datang kemari untuk mohon petunjuk-petunjuk kawruh
ring urip ,” kata Gajah Mada.
25
”Silakan, Anakmas. Pintu rumahku terbuka siang dan malam
bagi Anakmas,” kata Dang Acarya sambil menangkupkan kedua
tangannya di depan dada.
25 Pengetahuan tentang kehidupan.
18