Page 19 - Gajah Mada M.Surya Gemilang
P. 19
http://pustaka-indo.blogspot.com
Dang Acarya telah me ngenal Gajah Mada, karena mereka
pernah beberapa kali ber temu dalam pisowanan agung 21 yang
22
23
digelar di gedung paseban Keraton Wilwatikta .
”Apakah ingsun boleh mengucapkan sumpah sukla
brahmacari, Dang Acarya?”
”Tentu saja tidak ada halangan apa pun un tuk mengucapkan
sumpah sukla brahmacari. Tetapi apakah gega yuhan-mu sampai
akan mengucapkan sum pah sukla brahmacari yang sangat berat
itu?”
”Gegayuhan-ku adalah mewujudkan dan menyatukan ke-
pulauan Nusantara di bawah panji-panji kebesaran Kerajaan
Majapahit,” kata Gajah Mada.
Dang Acarya kagum dengan tokoh muda yang mem punyai
kedudukan tinggi dan mendapat kepercayaan yang sangat
besar dari Sri Ratu. Di atas pundak anak muda inilah masa
depan Majapahit dipertaruhkan.
”Sungguh berat bunyi sumpahmu, Anakmas,” kata Dang
Acarya Siweswara Sang Arya Harsaraja.
Petinggi agama Hindu itu berpikir sejenak. Kepalanya me-
ne kur menatap tikar pandan yang mereka duduki. Pandangan
matanya seolah-olah menghitung-hitung garis silang-menyi-
lang yang ada pada lembaran tikar pandan itu. Setelah bebe-
rapa saat berlalu, ia berkata, ”sebaiknya bungkus saja sumpah
itu dengan Sumpah Amukti Palapa, yang intinya juga
21 Rapat paripurna.
22 ruang sidang.
23 Sanskerta: Wilwa=maja; tikta=pahit. Wilwatikta=Majapahit.
14