Page 17 - Gajah Mada M.Surya Gemilang
P. 17
http://pustaka-indo.blogspot.com
”Ooo.”
Gurunya termenung sejenak. Ia tidak memberinya jawaban
yang secara langsung bisa memuaskan hatinya. Gurunya juga
tidak ingin membelokkan atau mematahkan niat Gajah Mada
untuk mengucapkan sumpah sebagai pantangan sebelum
gegayuhan itu tercapai.
”Sungguh berat gegayuhan-mu itu, Ngger,” ujar gurunya.
”Aku sadar gegayuhan-ku ini berat, Guru.”
”Sebaiknya engkau tanyakan hal itu kepada Dharmmadyaksa
ring Kasaiwan Dang Acarya Siweswara Sang Arya Harsaraja
saja, Ngger. Ia lebih memahami mengenai hukum agama. Aku
sendiri mengakui bahwa pengetahuanku di bidang itu belum
17
mumpuni ,” ujar gurunya.
Karena pertanyaannya itu belum terjawab secara tuntas,
Gajah Mada melaksanakan perintah gurunya untuk bertanya
kepada Dharmmadyaksa ring Kasaiwan Dang Acarya Siweswara
Sang Arya Harsaraja. Pada hari berikutnya, ia pun pergi ke
rumah Dang Acarya.
Di rumahnya yang sangat sederhana itulah, Dang Acarya
ting gal. Rumahnya sangat sederhana, terletak agak di luar kota-
raja di tepi sungai kecil. Air sungai kecil itu melintasi halaman
rumah itu.
Gemercik air sungai terdengar dari pendapa rumah. Sebuah
jembatan kayu membentang di atas sungai kecil itu. Tepian
sungai kecil itu diberi tanggul sehingga bisa menahan luapan
air sungai, jika terjadi hujan lebat di hulu sungai. Meskipun
17 mampu melaksanakan tugas dengan baik, menguasai suatu pengetahuan
secara tuntas.
12