Page 2 - Adab al-Alim Wa al-Muta'allim
P. 2

1   Adab al-Alim Wa al-Muta'allim



               PENDAHULUAN

               Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, dan selawat serta salamnya untuk junjungan kita

               Muhammad utusan yang paling mulia dan akhir para nabi, dan untuk keluarganya yang baik-

               baik, dan para sahabatnya yang suci , semuanya.


               Amma bakdu, diriwayatkan dari ‘Aisyah Ra. dari rasullah saw. hak seorang anak atas orang

               tuanya adalah orang tuanya harus memperbaiki nama anak, dan memperbaiki susunya, dan
               memperbaiki adabnya.



               Dari Ibn sirrin ra. beliau berkata: ulama’ dahulu belajar petunjuk seperti mereka belajar ilmu.


               Dari Hasan al Basri Ra. berkata: sesungguhnya seorang itu harus keluar untuk adab dirinya,

               bertahun tahun lalu bertahun tahun.


               Dari  Sufyan  Ibn  Uyainah  ra.  sesungguhnya  Rasulullah  saw.  adalah  ukuran  agung,  kepada

               beliau di timbang segala sesuatu terhadap akhlak beliau, sirah beliau dan petunjuk beliau. apa
               yang cocok dengan hal  tersebut maka itulah kebenaran, apa yang tidak cocok maka itulah

               kebatilan.


               Dari Hubaib Ibn As Syahid,  ia berkata pada anaknya: temanilah ahli Fiqih dan belajarlah adab

               mereka dari mereka, karena hal tersebut lebih aku sukai dari pada banyak omong.


               Ruwaim berkata: wahai anakku jadikanlah ilmumu adalah garam dan adabmu adalah tepung.



               Ibn Mubaroh berkata: kita lebih butuh kepada sedikit adab dari pada banyak ilmu.

               Dikatakan kepada imam Syafi’i: bagaimana keinginanmu terhadap adab, beliau berkata: saya
               mendengar dengan huruf dari ilmu, maka anggota tubuh saya menginginkan bahwa tubuhmu

               memiliki  telinga  yang  merasakan  nikmat,,  dan  dikatakan  beliau:  bagaimana  mencarimu
               terhadap adab: seperti mencarinya ibu terhadap anaknya yang ia tidak memiliki anak selain

               anak itu.
               Sebagian ulama’ berkata: tauhid mewajibkan iman, barang siapa tidak memiliki iman maka ia

               tidak memiliki tauhid, dan imam mewajibkan syariah, barang siapa tidak memiliki syariah

               maka ia tidak memiliki iman dan tidak memiliki tauhid, dan syariah mewajibkan adab, barang
               siapa tidak memiliki adab maka ia tidak memiliki syariah, juga tidak memiliki iman dan tidak

               memiliki tauhid.
   1   2   3   4   5   6   7