Page 6 - Adab al-Alim Wa al-Muta'allim
P. 6

5   Adab al-Alim Wa al-Muta'allim



               Umar  Ibn  Al  Khattab  .  telah  berkata:  “Bahwa  seorang  laki-laki  tentunya  akan  keluar  dari

               rumahnya, sementara dia mempunyai banyak dosa yang menyamai besarnya gunung Tihamah.
               Ketika ia mendengar orang alim, maka ia merasa takut dan ia kemudian bertobat dari perbuatan

               dosanya, kemudian ia kembali ke rumahnya dalam keadaan bersih dari dosa, oleh karena itu
               janganlah kalian berpisah dari tempat-tempat para ulama', karena sesungguhnya Allah tidak

               menciptakan sejengkal tanah pun di muka bumi ini yang lebih mulia dibandingkan majelis-

               majelis ulama.


               Imam Al Syarmasahi Al Maliki mencuplik sebuah hadits dalam pengantar kitabnya “Nadhmud
               Durar” bahwa Nabi bersabda:



               “Barang siapa yang mengagungkan orang alim, maka sesungguhnya is telah mengagungkan
               Allahi, dan barang siapa yang telah meremehkan orang alim, maka berarti Ia telah meremehkan

               Allah dan Rasul-Nya".


               Sahabat Ali bin Abi Thalib  berkata: “Kemuliaan Ilmu sudah cukup tergambarkan pada orang
               yang  mengaku  berilmu,  padahal  dia  tak  berilmu.  Dan  hina-dinanya  kebodohan  sudah  ter

               gambarkan pada orang yang menolak disebut bodoh, padahal dia Itu bodoh".


               Kemudian Sayyidina Ali membacakan syair:


               Cukuplah kemuliaan diperoleh dengan ilmu walaupun yang mengakui (hanyalah) orang bodoh

               dan tak akan gembira jika suatu saat di nisbatkan pada ilmu.


               Dan cukuplah kehinaan diperoleh dengan kebodohan, tetapi aku dijaga bila aku dinisbatkan

               kepadanya (ilmu). Dan aku akan marah jika dinisbatkan kebodohaan.


               Ibnu Al Zubair pernah berkata: “Bahwasanya Abu Bakar pernah mengirimkan surat kepadaku,

               ketika itu aku sedang berada di Irak. Isi dari surat tersebut adalah sebagai berikut: “Wahai
               anakku bergegang teguhlah pada ilmu, karena ketika engkau menjadi orang miskin maka ilmu

               itu akan menjadi harta, dan ketika engkau menjadi orang kaya, maka ilmu itu akan menjadi
               perhiasan”.


               Wahab bin Munabbih berkata: “Sesuatu yang diperoleh dari ilmu itu bermacam-macam:
   1   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11