Page 9 - Adab al-Alim Wa al-Muta'allim
P. 9

8   Adab al-Alim Wa al-Muta'allim



               Sufyan bin “Uyainah telah berkata: “Manusia yang paling tinggi derajatnya disisi Allah adalah

               orang yang berada di antara Allah dan di antara hamba-hamba-Nya. Mereka itulah para nabi
               dan para ulama”.


               Beliau juga mengatakan: “Di dunia ini seseorang tidak akan diberi sesuatu yang lebih utama

               dari pada derajat kenabian dan tidak ada sesuatu pun setelah derajat kenabian yang lebih utama

               dari pada ilmu dan pemahaman (agama)". Kemudian Sufyan ditanya: "Dari siapa perkataan
               ini? "”.la menjawab: "Dari seluruh para ahli fiqh”.


               Imam as Syafi'i telah berkata: “Seandainya para ahli fiqih yang selalu mengamalkan ilmunya

               bukan sebagai kekasih Allah, niscaya Allah tidak akan mempunyai seorang wali”.


               Ibnu  al  Mubarak  berkata:  "Seseorang  itu  masih  dianggap  pandai  selama  ia  mencari  ilmu.

               Apabila ada seseorang menganggap bahwa dirinya pandai, maka ia benar-benar telah bodoh”.


               Imam Wagi' berkata: “Seorang laki-laki tidak akan dikatakan orang alim, sehingga ia mau
               mendengarkan orang yang lebih tua, mau mendengar orang yang sebanding dengannya, dan

               mau mendengar orang yang lebih muda darinya.


               Sufyan  Al  Tsauri  berkata:  “Keajaiban-keajaiban  itu  merata  ada  dimana-mana.  Pada  akhir

               zaman  seperti  sekarang  ini  lebih  merata  lagi,  bencana  yang  menimpa  manusia  banyak.
               Sedangkan musibah masalah keagamaan sekarang ini lebih banyak lagi. Bencana-bencana itu

               merupakan peristiwa yang besar, namun kematian para 'ulama merupakan peristiwa yang lebih

               besar. Sesungguhnya hidup orang alim itu adalah rahmat bagi umat, sedangkan kematiannya
               agama Islam menyebabkan suatu cacat”.


               Dalam kitab Shahih Al Bukhari dan Al Muslim terdapat sebuah badits yang diriwayatkan dari

               Abdullah  Ibn  Amr  Ibn  al  “Ash  am  ia  berkata:  "Aku  mendengar  dari  Rasulullah  if,  beliau

               bersabda:


               “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan cara mencabut ilmu tersebut dari manusia,
               akan tetapi Allah mencabut ilmu dari muka bumi ini dengan cara mencabut nyawa orang-orang

               yang para ulama", sehingga jika seorang alim sudah tak tersisa, masyarakat mengangkat para
               pemimpin  yang  bodoh.  Maka  ditanyalah  pemimpin-pemimpin  itu  (tentang  masalah
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14