Page 7 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 7

menjadi monster yang berwarna hitam, tinggi besar dan
            bentuknya tidak beraturan. Saya melihat seolah mereka
            akan menerkam saya, memakan saya hidup-hidup!

            “Gak  apa-apa,  Aryo,  coba  buat  diri  kamu  rileks,  dan
            ceritakan alasan kamu ada di sini,” kata Sandra, si rambut
            kuncir  kuda,  yang  usianya  sebenarnya  sebaya  dengan
            saya,  sekitar  dua  puluh  lima,  dan  mungkin  merupakan
            satu-satunya terapis termuda di tempat ini.

            “Jadi  saya  punya  masalah  dengan  hidup  saya…pacar
            saya  selingkuh  dengan  sahabat  saya,  kantor  saya
            bersekongkol  menindas  saya  dengan  beban  kerja  yang
            bertumpuk,   orang   tua   saya   mengatakan   saya
            mengecewakan  mereka,  seluruh  dunia  berpikir  saya
            orang  yang  mengecewakan…dan..dan..”  saya  tidak
            mampu melanjutkan kata-kata saya, rasanya mual, ingin
            muntah, kepala saya pening, dan rasa emosi bercampur
            sedih seolah hendak meluap keluar dari diri saya.

            “Aaaaaarrrgggghhh!”  saya  menjerit  sambil  memegangi
            kepala saya.


            Rasanya  seperti  bom  yang  meledak,  meluluhlantakkan
            semua yang ada di sekitarnya.

            “Bagus…berteriak lebih keras lagi, Aryo,” katanya.

            “Berteriak sampai perasaan kamu lebih baik..”

            “Aaaaaaaarrrrrrrgggggghhhh! Aaaaaaaarrrrrrrgggghhhh!”



                                     5
   2   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12