Page 10 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 10
survivor dari semua bentuk keinginan mati, sama seperti
yang kalian alami saat ini....”
Meri yang duduk tepat di samping Winda lalu tiba-tiba
menangis terisak. Winda menepuk pundaknya,
merangkulnya, membiarkan Meri menyandarkan
kepalanya di bahu Winda. Kami semua hanya saling
melihat, tanpa berbicara sepatah kata pun.
“Oke…besok kita bertemu lagi di sini ya, semuanya..kita
tutup dulu dengan salam khas kita….” kata Sandra sambil
mengacungkan kepalan tangan kanannya ke atas, “Apa
kabar hari ini?” teriaknya dengan lantang.
“Untuk hidup yang luar biasa!” jawab kami serentak sambil
ikut mengacungkan kepalan tangan kanan ke atas, seolah
merayakan sesuatu yang disebut kehidupan, ironisnya itu
justru sesuatu yang kami semua benci.
Dan di negara ini, kebencian pada hidup akan
menyebabkan seseorang dihukum, dijebloskan ke tempat
di mana setiap hari, kamu diingatkan untuk tetap hidup,
tetap survive.
*
“Sandra! Kamu tidak seharusnya memperlihatkan bekas
luka sayatan tangan kamu di hadapan mereka…itu sangat
tidak etis!” kata laki-laki itu.
“Tapi mereka harus tahu, Win, kalau para terapis yang
berbicara kepada mereka semuanya adalah survivor,
orang-orang yang selamat dan tercerahkan berkat tempat
8