Page 22 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 22
pengarang juga menceritakan tentang kekerasan yang dilakukan aparat keamanan
tehadap masyarakat setempat terutama kaum laki-laki, seperti yang dialami Meage
Aromba dan kelompok keseniannya.
Novel roman ini, menjadi salah satu karya sastra novel yang sangat special di
mata para sastrawan. Terutama dikarenakan telah memberikan warna khasanah
sastra etnografis yang mampu mengeksplorasi kehidupan dan kebudayaan
masyarakat Papua secara utuh (Khuluk, 2016). Deskripsi sampul pada cetakan
pertama di novel ini yaitu berupa gambar alam papua dengan latar belakang
pegunungan. Kemudian di bawah kaki pegunungan tersebut terdapat rumah huma
orang Papua.
Dorothea adalah sastrawan Angkatan 2000 yang sangat produktif dalam
menghasilkan karya sastra dengan beragam genre. Selain sebagai novelis dan
cerpenis, Dorothea adalah seorang penyair. Kiprahnya sebagai sastrawan, Dorothea
sudah menghasilkan 24 buku dalam bentuk novel, cerita pendek, cerita rakyat, dan
kumpulan puisi. Dorothea Rosa Herliany menerima banyak penghargaan baik dari
dalam negeri maupun luar negeri; Buku Puisi Terbaik (1997), Pengarang Terbaik
(2003), Khatulistiwa Literary Award (2006), Grant dari Asialink dan La Trobe
University (2000), Heinrich Boll Stiftung (2009), Deutscher Akademischer
Austausch Dients (2013), dan Poets of All Nations (2014) (2015, hal. 210).
Herliany pernah menjadi wartawan harian Sinar Harapan dan majalah Prospek.
Aktivitas Dorothea selain menulis novel, cerita pendek, cerita rakyat, dan puisi,
dirinya juga menulis tentang persoalan sosial dan budaya di berbagai media cetak.
Hal-hal seperti itu, membuat Dorothea mampu mengangkat berbagai persoalan
sosial ke dalam karya-karya yang dihasilkannya, salah satunya novel Isinga: Roman
Papua (http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Dorothea).
16