Page 99 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 99
masa orde baru menjelang reformasi. Dalam novel ini, pengarang mengisahkan
adanya lima tokoh perempuan seperti Laila, Shakuntala, Yasmin, Cokorda, dan Upi
yang berada dalam ruang lingkup persoalan gender dan seksualitas perempuan yang
tabu. Namun, dalam novel Saman dikisahkan pula tentang perlawanan dua tokoh
laki-laki seperti Saman dan Sihar atas tindakan sewenang-wenangan yang
dilakukan sistem. Ketidakadilan gender yang dialami kaum laki-laki dan kaum
perempuan akibat penindasan sistem, maka persoalan ini masuk dalam kategori
perjuangan gerakan feminis transformasi gender dalam transformasi sosial (Fakih,
2013).
Judul novel Saman memiliki keterhubungan langsung dengan tokoh utama
laki-laki yang bernama Saman sebagai pergantian identitas dari nama Athanasius
Wisanggeni. Judul Saman adalah simbol penentangan pada hal-hal yang berbau
ketidakadilan sistem di masa orde baru. Judul juga dapat berfungsi mewakili isi
cerita, sehingga judul Saman dibuat oleh pengarangnya sebagai upaya mewakili
gambaran isi cerita.
Dalam berkisah, Ayu selalu menggunakan sudut pandang orang ketiga
dengan menyebut nama-nama dari tokohnya. Namun, penyebutan kata saya
digunakan Laila sebagai pelaku cerita, sebagaimana pada teks Di taman ini saya
adalah seekor burung… (1998, hlm. 1). Begitu pula dengan kata aku yang
digunakan Saman dan Shakuntala. Namun kata aku yang digunakan Saman bukan
sebagai pencerita sebagaimana pada teks:
“Tapi Adik tidak beristirahat. Aku yakin.”
1984. Akhirnya ditempuhnya perjalanan itu. Usianya kini dua puluh enam.
Ia telah menyeberangi Selat Sunda dengan kapal feri yang sesak dan pikuk
oleh orang dan kendaraan, dari Merak, turun di Bakuheuni, lalu naik kereta
ke arah utara. Di Perabumulih stop (1998, hlm. 57).
Berbeda dengan kata aku yang digunakan oleh Shakuntala, sebagaimana pada teks
Namaku Shakuntala. Aku melihat temanku Laila, lewat jendela. Ia muncul dari
balik kabut debu yang ditiup angin jalanan. Ia menyembul dari bawah trotoar. …
(1998, hlm. 116). Pengarang dalam novel ini mengunakan teknik bercerita dalam
cerita. Tokoh cerita ikut mengambil peran penting sebagai pencerita tentang dirinya
93