Page 103 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 103
Akatpits. Namun ada dua babak kilas balik yang mengisahkan awal mula kejadian
tentang kematian Akatpits di pelabuhan Merauke. Misalnya Teweraut mengenang
saat kebersamaannya dengan Def, lelaki yang dicintainya untuk pertama kali,
sebagaimana pada teks Sekonyong-konyong aku merindukan Def. kesukaannya ini
… Def, rasanya aku bisa omong-omong itu. Dari padanya dapat dirumuskan
sebuah gagasan untuk dilemparkan ke anggota rumah adat (2000, hlm. 60).Def
diharapkan Teweraut untuk bisa menjadi pasangan hidupnya kelak. Namun Def,
tengah merantau untuk menyelesakan sekolahnya di pendidikan guru. Sementara
kilas balik Akatpits adalah menceritakan awal kisah kematiannya yang tertimpa
muatan kapal laut di Merauke yang dibuat dalam dua babak cerita pendek. Akatpits
dari kampungnnya berangkat kembali ke Merauke untuk menerima tawaran bekerja
sebagai kepala pelabuhan. Tawaran ini terjadi ketika kepulangannya dari kegiatan
melawat negara Eropa dan Amerika. Kala itu rombongan Akatpits sempat berlabuh
di Merauke, sebagaimana yang terdapat pada teks:
Suasana demikian itulah yang telah merangsang semangat Akatpits untuk
mengambil keputusan bekerja di pelabuhan. Ia seolah-olah merasa ditantang
untuk memerangi takdir. Hanya pendatangkah yang berpotensi membangun
dibanding putra daerah? (2000, hlm. 238).
Cerita novel ini diawali dengan kisah kelahiran Teweraut. Jalan ceritanya
mengalir sesuai dengan kronologisnya, yakni dari masa kanak-kanak Teweraut,
sebagaimana pada teks Namaku Teweraut. Kata orang, artinya Anggrek cantik
(2000, hlm. 1). Kemudiandirinya menikah dengan Akatpits, sebagaimana pada teks
Aku bersemangat mempersiapakan perkawinan ini. Bergembirakah? Bukan begitu
… (2000, hlm. 66). Selanjutnya Teweraut menjalani bahtera rumah tangga bersama
Akatspit. Kemudian Akatpits terlebih dulu meninggal, dan disusul Teweraut yang
juga meninggal bersama bayinya ketika proses melahirkan. Dalam masa sakaratul
mautnya, Akatpits telah menjemput Teweraut sebagaimana diterangkan pada teks:
Kemudian aku merasa perahu itu dengan cepat meluncur. Seolah-olah kami
menunggangi angin. Akatpits terus mendayung. Ah! Perahu itu terbang? Ya,
iya terbang. Terbang terus terbang tinggi, dan pohon-pohon sagu, rawa dan
sungai tertinggal jauh di bawah kami (2000, hlm. 282 - 283).
97