Page 119 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 119

mengambil bagian dalam program terapi hutan, yang memanfaatkan
            berbagai faktor lingkungan, seperti pemandangan, phytoncide (senyawa
            organik volatil antimikroba), dan anion. Orang-orang ini mengalami
            kesulitan tidur karena kanker yang mereka derita. Para peneliti hendak
            mencari tahu apakah hutan berpengaruh terhadap kualitas tidur me-
            reka.
                Selama di hutan ini, mereka menjalani rekreasi, meditasi, terapi
            aroma, pengalaman cypress Hinoki, latihan peregangan di hutan, ser-
            ta mandi kaki di air hangat dengan potongan kayu Hinoki. Rekreasi
            penyembuhan hutan berlangsung dalam kelompok dan berlangsung
            sekitar 30 menit. Setelah menjalani kegiatan tersebut, peserta kemu-
            dian melakukan meditasi sekitar 40 menit di tempat tidur gantung
            yang tergantung di antara pohon-pohon, diikuti pijat aromaterapi
            menggunakan minyak yang diekstraksi dari kayu hutan. Kepada para
            peserta juga diberikan pengalaman memahat kayu. Peserta berpartisi-
            pasi dalam kegiatan ini setiap hari, dan jadwal mereka bervariasi dari
            hari ke hari. Untuk mengevaluasi kualitas tidur sebelum dan sesudah
            terapi hutan, peserta menjalani polysomnography (PSG) dan menjawab
            kuesioner tentang sleep apnea (STOP BANG), kualitas tidur subjektif
            (Pittsburgh Sleep Quality Index, PSQI), kantuk (Stanford dan Epworth
            Sleepiness Scales), dan kecemasan dan depresi (Hospital Anxiety and
              Depression Scale).
                Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi tidur dari hasil
            PSG terbukti meningkat dari 79,6 ± 6,8% sebelum terapi hutan men-
            jadi 88,8 ± 4,9% setelah terapi hutan (p = 0,027) dan total waktu tidur
            juga meningkat, dari 367,2 ± 33,4 menit menjadi 398 ± 33,8 menit
            (p = 0,020). Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam skor STOP
            BANG, skor PSQI, kantuk di siang hari berdasarkan hasil dari Skala
            Kantuk Stanford dan Epworth, dan skor depresi dan kecemasan. Ber- Buku ini tidak diperjualbelikan.
            dasarkan hasil penelitian ini, peneliti menyarankan bahwa forest therapy
            dapat membantu dalam meningkatkan kualitas tidur pada pasien de-
            ngan kanker gastrointestinal. 186

            186  Kim, dkk., “An Exploratory Study on the Effects of Forest Therapy on Sleep
                Quality in Patients with Gastrointestinal Tract Cancers,” International Journal of
              Environmental Research and Public Health 16, no. 14 (2019): 2449.


           100    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   114   115   116   117   118   119   120   121   122   123   124