Page 187 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 187

keindahan sebagai salah satu dari nilai tertinggi manusia. Dua yang
            lain adalah kebenaran dan kebaikan. Mencari kebenaran, kebaikan,
            dan keindahan (diwujudkan dalam bentuk pencarian kesempurnaan)
            adalah dorongan terbesar manusia, yang dalam perjalanannya diwu-
            judkan dalam pelbagai wujud. Pendekatan interdisipliner neurosains
            dan arsitektur memberikan ruang bagi ilmuwan untuk mempelajari
            hal-hal penting dalam bangunan yang diabaikan oleh arsitektur mo-
            dern, di antaranya soal keindahan, kecantikan, dan desain atraktif.
            Ketika mendirikan bangunan, kita seharusnya mempertimbangkan
            empat aspek yang relevan dengan aspek neurosains bangunan yang
            nantinya  berguna  bagi kesehatan dan  kebahagiaan;  dimensionalitas,
            multimodalitas, temporalitas, dan kedalaman proses psikologis. Empat
            aspek ini relevan dengan semua jenis keindahan, tetapi lebih berdaya
            dikaitkan dengan arsitektur. 336
                Manusia menghargai berbagai jenis objek yang dipandang indah:
            lukisan, patung, musik, opera, teater, sastra, desain, dan bangunan,
            juga wajah, bunga, lanskap, dan berbagai objek dalam kehidupan se-
            hari-hari. Ragam keindahan itu tidak hanya ada di mata yang meli-
            hatnya.  Keindahan berakar dalam pada pola-pola yang dibangun
            pada prasejarah manusia, dan itu dijadikan materi ketika orang secara
            bertahap menciptakan pelbagai hal dalam kehidupan. Proses mental
            yang mendasari apresiasi atau produksi estetika sangat kompleks se-
            hingga dibutuhkan pendekatan terpadu untuk memahaminya. Meski
            memiliki ciri-ciri universal, sesuatu yang dianggap indah berbeda-beda
            menurut budaya.  Triad estetika membedakan respons otak terhadap
                           337
            bangunan (arsitektur) yang indah dengan seni visual yang indah. Sifat
            multisensor (warna, tekstur, bentuk) bangunan dan dicermati dalam
            waktu yang lama (karena kita tinggal di dalamnya) membuat pengaruh

            336  A. Coburn, O. Vartanian, dan A. Chatterjee, “Buildings, Beauty, and the Brain: A  Buku ini tidak diperjualbelikan.
              Neuroscience of Architectural Experience,” 1521–1531.
            337  T. Jacobsen, “Beauty and the Brain: Culture, History and Individual Differences
              in Aesthetic Appreciation,” Journal of Anatomy 216, (2010): 184–191. https://doi.
              org/10.1111/j.1469-7580.2009.01164.x. Lihat juga (1) D. I. Perrett dkk., “Symme-
              try and Human Facial Attractiveness,” Evolution and Human Behavior 20, (1999):
              295–307. (2) M. Tomasello, The Cultural Origins of Human Cognition (Harvard
              University Press, 2009).


           168    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   182   183   184   185   186   187   188   189   190   191   192