Page 189 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 189

Terkait arsitektur dan kondisi mental ketika melihat bangunan
            yang indah—ada tiga  komponen yang menjelaskan bagaimana  efek
            mental itu dapat terjadi dalam pelbagai tingkatannya: sebagian be-
            sar perbedaan dalam peringkat: fluency (kemudahan untuk mengatur
            dan memahami), fascination (kekayaan informasi yang menimbulkan
            minut dan daya tarik), dan hygge (sejauh mana mencerminkan suatu
            lingkungan pribadi yang hangat). Sementara  fluency  dan  fascination
            adalah dimensi yang sudah mapan dalam menilai pemandangan alam
            dan seni visual, Hygge muncul sebagai dimensi baru dalam kaitannya
            dengan arsitektur. 341
                 Keindahan adalah salah satu emosi terpenting dalam hidup dan
            juga emosi transformatif, kata arsitek Donald H. Ruggles yang menu-
            lis buku Beauty, Neuroscience & Architecture: Timeless Patterns & Their
            Impact on Our Well-Being (2018). Emosi transformatif yang dirasakan
            ketika melihat bangunan arsitektural yang indah berhubungan, antara
            lain, dengan sirkuit pengimbalan dalam otak (brain’s reward circuitry).
            Pengolahan emosi estetika terjadi melalui sirkuit saraf yang melibatkan
            korteks prefrontalis orbitalis (OFC), ganglia basalis, korteks singulatus
            anterior (ACC), dan insula anterior. Sejumlah studi menunjukkan bah-
            wa interior bangunan lengkung dinilai lebih indah dan menyenangkan
            daripada ruang bujur sangkar dan bahwa tingkat keindahan kamar
            melengkung berkorelasi dengan peningkatan aktivasi ACC. ACC ter-
            hubung dengan OFC dan insula anterior dan sering diaktifkan bersa-
            ma dengan daerah-daerah yang terlibat dalam pengimbalan.  Oleh
                                                                 342
            sebab itu, keindahan dikaitkan dengan rasa senang.  Sirkuit imbalan
                                                        343
            dalam otak manusia terlibat secara kritis ketika orang mengevaluasi
            betapa indahnya sebuah objek, tetapi tidak seberapa jelek itu meskipun
            evaluasi ini tampaknya berlawanan dalam evaluasi estetika. Mengi ngat
            bukti  sebelumnya,  orang  dapat  melihat  keindahan  dan  keburukan  Buku ini tidak diperjualbelikan.


            341  A. Coburn, O. Vartanian, dan A. Chatterjee, “Buildings, Beauty, and the Brain: A
              Neuroscience of Architectural Experience,” 1521–1531.
            342  A. Coburn, O. Vartanian, dan A. Chatterjee, “Buildings, Beauty, and the Brain: A
              Neuroscience of Architectural Experience,” 1521–1531.
            343  A. Chatterjee, The Aesthetic Brain: How We Evolved to Desire Beauty and Enjoy
              Art (OUP USA, 2014), 71–109.


           170    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   184   185   186   187   188   189   190   191   192   193   194