Page 34 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 34
kini yang telah ditandai oleh keterpisahan manusia dari alam. Agresivi-
tas manusia mewarnai hubungannya dengan alam. Saya pikir, pandemi
Covid-19 ini menjadi semacam tipping point bagi hubungan yang lebih
baik dengan alam.
Selain paradigma Biofilik dalam pengembangan tempat tinggal,
dikenal juga paradigma lain, seperti Ecocity, Green City, urbanisme
baru, urbanisme hijau, biourbanisme, atau urbanisme organik kota
yang berkelanjutan, kota cerdas (intelligent city), dan kota pintar
18
(smart city). Pada prinsipnya, konsep-konsep kota ini sama meski-
19
pun dengan titik tekan yang berbeda. Kota cerdas, misalnya, memberi
penekanan pada penggunaan teknologi digital. Kota cerdas adalah kota
yang semua aktivitasnya berbasis teknologi. Kota dengan basis NfL
akan memberi perhatian pada hubungan manusia dengan manusia
lain, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manu-
sia dengan Sang Pencipta. Hemat saya, Revolusi Industri 5.0 yang mu-
la-mula dikenalkan oleh Jepang, memiliki semangat yang sama dengan
Neuroscience for Life meski tidak persis sama. Revolusi 5.0 memberi
ruang lebih luas pada manusia (human as core). NfL memberi ruang
yang lebih luas pada ‘hubungan’ itu sendiri. Hubungan saling meme-
ngaruhi antara Tuhan, manusia, dan alam. ‘Hubungan’ dan ‘menyatu’
adalah inti pemikiran NfL.
Mengapa neurosains, mengapa otak? Dalam perjalanan intelek tual
dan akademik saya sebagai pencinta ilmu otak dan perilaku, aktivitas
sosial, maupun penjelajah spiritual, saya mendapati banyak ilmu dan
pengetahuan yang menerangkan bahwa otak merupakan organ yang
tidak hanya digunakan sekadar untuk berpikir sebagaimana selama
18 N. Komninos. Intelligent Cities and Globalisation of Innovation Networks (Ox-
fordshire: Routledge, 2008): 110–134. Kota cerdas (intelligent cities) menjem-
batani dunia fisik dan dunia virtual. Buku ini tidak diperjualbelikan.
19 Untuk kajian keberhasilan dan ketidakberhasilan ‘Kota Pintar’ (Smart City)
dapat dibaca antara lain dalam E. R. Sanseverino, R. R. Sanseverino, dan V.
Vaccaro, ed., Smart Cities Atlas Western and Eastern Intelligent Communities.
(New York: Springer, 2017): 47–136, tentang studi kasus di Timur Tengah, Asia,
Eropa Utara, dan Mediterania. Di Asia, Singapura menjadi studi kasus. Lihat
juga E. P. Trindade, dkk., “Sustainable Development of Smart Cities: A System-
atic Review of the Literature,” Journal of Open Innovation: Technology, Market,
and Complexity 3, no. 11 (2017).
Pendahuluan 15