Page 38 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 38

menolog orang tua menaiki atau menuruni tangga, memberi makan
              gelandangan, bahkan mengobati dan memberi makan seekor kucing
              asing yang terluka. Memberikan sesuatu secara tulus ikhlas membuat
              kita bahagia. Pemberian itu meningkatkan perasaan positif yang nan-
              tinya akan menjadi jalan mulus menuju kebahagiaan. Memberi dan
              berbagi akan terhubung sebagai positive feedback loop dengan kebaha-
              giaan. Ketika kita memberi atau berbagi, kita akan merasa bahagia,
              seterusnya, karena merasa bahagia itu maka kita akan memberi lebih
              banyak dan terus menjadi lebih bahagia lagi. Begitu yang berhasil di-
              buktikan oleh sejumlah besar riset. With happier people giving more,
              getting happier, and giving even more, begitu kata para bijak bestari.
                  Menyumbangkan uang kepada orang lain (beramal) membuat
              kita menjadi lebih bahagia dibandingkan menghabiskan uang tersebut
              untuk diri sendiri. Ketika kita menyumbang untuk amal, daerah otak
              fronto-mesolimbic akan teraktivasi. Area otak ini berhubungan dengan
              pengaturan kesenangan (pleasure) yang memungkinkan  terciptanya
              perasaan yang lebih positif. Hebatnya, area otak yang lebih depan dari
              korteks prefrontal secara khusus direkrut ketika pilihan kedermawanan
              menang atas kepentingan material yang mementingkan diri sendiri.
              Pun lebih dari sekadar berbahagia, kedermawanan dapat memperkuat
              ikatan kekerabatan, mempertahankan kekompakan kelompok, mem-
              promosikan  keamanan  antarpribadi,  dan  memfasilitasi  pembagian
              sumber daya.
                  Dalam  makna  sosiologis,  kedermawanan  menunjukkan  bahwa
              kita adalah bagian dari jaringan kesadaran bersama. Jejaring bersama
              inilah yang membuat dunia hari ini masih memiliki prospek yang ba-
              gus. Selama ada kedermawanan, di situ ada optimisme, ada kehidupan
              yang lebih baik. Untuk masa depan yang lebih baik, kedermawanan
              harus dipelihara terus-menerus. 21                             Buku ini tidak diperjualbelikan.
                  Bahasan kedua bercerita tentang alam semesta (Flow with the Na-
              ture) dan secara khusus menyoroti pengaruh terhadap manusia, yang

              21   Kedermawanan atau perilaku prososial menjadi salah satu bahasan dalam buku
                saya Revolusi IQ/EQ/SQ. Antara Neurosains dan Al-Qur’an (Mizan, 2002). Juga
                sedikit lebih banyak dibahas dalam buku saya, Unlimited Potency of the Brain
                (Mizan, 2009) dan Manajemen Kecerdasan (Mizan, 2009).


                                                          Pendahuluan  19
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43