Page 4 - Bisikan Ombak - by Suci Harjono
P. 4
1
Membelah Laut
Perempuan tua itu tekun memperbaiki jaring yang panjang
terbentang, dengan warna pudar termakan jaman. Tangan kurusnya
tampak terampil dan terlatih menekuni satu demi satu hamparan
alat penangkap ikan yang menjadi harapan akan kelangsungan hidup
keluarganya.
Angin berembus kencang menebarkan aroma laut yang sangat
khas. Sesekali tangannya mengeringkan peluh yang bercucuran di dahi.
Meskipun hanya memperbaiki jala tetapi tenaga tuanya cukup terkuras.
Apalagi kondisi badannya yang tak begitu sehat, sudah beberapa hari
tenaganya seperti berkurang. Nafasnya terasa berat untuk bekerja
seperti biasanya. Sesekali dia harus istirahat untuk memulihkan tenaga.
Hanya tekad kuat untuk menyelesaikan jahitan jala yang robek yang
membuatnya terus bekerja. Kalau jaring tak selesai sore ini, nanti malam
suaminya tidak akan bisa melaut. Dan itu artinya hanya akan melaut
dengan pancing saja. Kalau tak dapat ikan pancingan, berarti tak akan
ada beras dan lauk untuk makan lusa. Beras dirumah tinggal 1 kaleng,
hanya cukup untuk makan pagi besok. Kalau tidak mendapatkan ikan,
mereka akan puasa lagi atau terpaksa meminjam beras dari warung di
ujung jalan.
Kemiskinan sudah mereka rasakan selama bertahun-tahun.
Belum ada perubahan yang berarti yang mereka rasakan meskipun sudah
beberapa kali ada perubahan pemimpin di kotanya, yang katanya setiap
pemimpin baru membawa perubahan yang menjanjikan mengentaskan
kemiskinan.
Dia tidak sendirian, ada puluhan keluarga yang mengalami nasib
yang sama. Paling tidak terdapat 40 KK yang bekerja sebagai nelayan
seperti suaminya.
Mereka bertempat tinggal di bibir pantai, menempati rumah
bedeng seluas 3x 5 m meter dengan lantai semen, dinding rata-rata
terbuat dari seng, papan bekas, atau plastik tipis yang sudah lapuk di
beberapa bagian.
4 Bisikan Ombak_ Suci Harjono_sucihan03@gmail.com